Liputan6.com, Jakarta - Presiden Indonesia Joko Widodo menawarkan miliarder Elon Musk dan SpaceX miliknya untuk berinvestasi di Papua.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (15/12/2020) Jokowi, melakukan percakapan telepon dengan Elon Musk pada Jumat, 11 Desember untuk membahas kemungkinan kemitraan dengan Tesla, perusahaan kendaraan listrik milik miliarder itu.
"Presiden Joko Widodo juga mengundang Musk untuk mempertimbangkan Indonesia sebagai landasan peluncuran SpaceX," demikian pernyataan dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
Advertisement
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Indonesia saat ini sedang membangun situs peluncuran roket pertama di Pulau Biak di provinsi paling timur Papua.
Baca Juga
Situs yang akan digunakan untuk meluncurkan roket antariksa tak berawak berukuran kecil itu diharapkan selesai pada 2024.
SpaceX, yang didirikan oleh Elon Musk, saat ini meluncurkan roketnya dari empat fasilitas AS.
Indonesia, rumah bagi deposit besar tembaga, nikel dan timah, sudah melakukan pembicaraan dengan Tesla tentang kemungkinan kemitraan baterai listrik.
Elon Musk bahkan memuji deposit nikel Indonesia dalam tweet-nya pada Juli 2020. Nikel adalah komponen kunci dalam baterai lithium-ion yang digunakan untuk menggerakkan kendaraan listrik.
Bulan lalu, Jokowi mengirim salah satu anggota kabinet paling seniornya, Menteri Urusan Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, ke Amerika Serikat untuk bertemu dengan Musk dan investor Amerika lainnya.
Pertemuan dengan Musk dibatalkan setelah miliarder itu dinyatakan positif COVID-19. Kini Musk telah pulih.
Menurut pernyataan kementerian, setelah percakapan telepon dengan Jokowi pada Jumat kemarin, Elon Musk setuju untuk mengirim tim ke Indonesia pada Januari 2021 untuk melihat peluang investasi.
Indonesia bertujuan untuk menjadi produsen baterai kendaraan listrik terbesar di dunia dan berharap untuk beralih dari mengekspor bahan kimia dan mineral ke produsen baterai di negara lain untuk memproduksi unit baterai.
Indonesia juga memberikan insentif kepada pembuat mobil asing yang ingin memproduksi kendaraan listriknya di Indonesia.
Saksikan Video Berikut Ini:
Promosikan UU Cipta Kerja
Setelah mengesahkan Undang-Undang Cipta Kerja pada Oktober 2020, Presiden Jokowi langsung merencanakan tim tingkat tinggi untuk mempromosikan Undang-Undang Cipta Kerja atau Omnibus Law yang menyederhanakan peraturan berbisnis di Indonesia.
Dalam wawancara, Menteri Luhut menjelaskan bahwa akan ada pertemuan dengan Bank Dunia dan pengelola dana AS, untuk membahas Omnibus Law dan proyek lingkungan Indonesia.
Berkaitan dengan pertemuan dengan Tesla, Luhut enggan berkomentar. Dia hanya mengatakan bahwa ada peluang bagus bagi perusahaan yang ingin berinvestasi, dalam pengolahan nikel Indonesia, untuk tujuan pemangkasan biaya.
Untuk diketahui sebelumnya, CEO Tesla Elon Musk pernah mengatakan bahwa dia berencana menawarkan kontrak raksasa dalam jangka waktu panjang selama nikel ditambang dengan cara yang efisien dan peduli terhadap lingkungan.
Luhut pun menegaskan, Indonesia bisa membuat rantai pasokan aki ramah lingkungan dalam tujuh hingga 8 tahun dengan menyalakan smelter dengan sumber energi terbarukan. Sehingga bisa menjual aki ramah lingkungan untuk mobil di pasar Eropa pada 2030.
Advertisement