Liputan6.com, Miami - Jika memang ada sebuah pesawat luar angkasa alien atau UFO yang muncul di langit Bumi, kemungkinan besar kejadian itu akan dilihat pertama kali oleh mereka yang menghabiskan banyak waktu untuk mengamati langit, seperti para astronom.
Tetapi astronom profesional dan amatir biasanya tidak mengamati Unidentified Flying Objects (UFO), karena mereka tahu jenis objek yang muncul di langit siang dan malam hari. Mereka dapat mengidentifikasi sebagian besar penampakan dengan cukup cepat, tidak peduli betapa aneh penampakannya.
Baca Juga
20 Desember 1968: Pembunuh Berantai Misterius Zodiac Killer Bunuh Korban Pertamanya
17 Desember 1967: PM Australia Harold Holt Hilang Misterius Saat Berenang, Jasadnya Tak Pernah Ditemukan
Misteri Penembakan Bos Asuransi AS Brian Thompson: Foto Terduga Pelaku hingga Hadiah Rp158 Juta untuk Penangkapannya
Di sisi lain, masyarakat umum memang sermelaporkan UFO. Selama pandemi COVID-19 tahun 2020, misalnya, ada peningkatan persepsi penampakan UFO di banyak negara. Banyak yang telah dikaitkan dengan kebanyakan orang yang tidak berpengalaman dalam menafsirkan jepretan kamera ponsel.
Advertisement
Dikutip dari EarthSky.org, Kamis (17/12/2020), pijar lensa atau pantulan internal di dalam kamera sering menjadi penyebabnya. Pada tahun 2020, lonjakan laporan UFO juga menjadi indikasi bahwa masyarakat memiliki lebih banyak waktu untuk mengamati langit. Itu tren yang diharapkan terus berlanjut.
Contohnya pada peluncuran roket 2 September 2015. Saat itu banyak orang di Miami, Florida yang mendongak untuk melihat sekilas cahaya bergerak aneh yang terlihat di langit. Beberapa orang menyebutnya sebagai UFO ketika mengunggah foto itu ke Twitter atau Facebook, tetapi yang lain tahu bahwa itu adalah roket Atlas V yang diluncurkan dari Cape Canaveral.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kilatan Roket seperti UFO
Beberapa orang mengaku pernah melihat objek yang bergerak lambat dan menampilkan jejak tunggal atau ganda aneh, yang bahkan dapat berubah penampilannya pada saat diamati.
Hal ini dapat terjadi jika seorang cukup beruntung untuk melihat pesawat luar angkasa setelah diluncurkan, mereka mungkin melihat satu bagian roket terpisah dari yang lain.
Badan roket bekas adalah benda jatuh yang mengorbit planet kita, benda itu juga menghasilkan kilatan di langit malam. Setelah meluncurkan satelit, sebagian besar badan roket terus mengorbit Bumi selama berminggu-minggu, berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
Saat benda roket jatuh di orbit, ia mungkin terlihat sebagai "bintang" yang bergerak redup yang dapat menghasilkan kilatan terang karena berbagai sisi benda yang jatuh terpapar sinar matahari. Penampakan yang menarik dari jenis ini adalah kilatan cahaya yang muncul dari titik statis di langit.Â
Setelah peluncuran satelit semacam itu, badan roket yang membawa satelit ke orbit juga akan tetap mengorbit di planet Bumi. Alih-alih memiliki orbit melingkar, ia akan memiliki orbit yang sangat elips (memanjang). Bentuk tersebut mungkin menghasilkan beberapa kilatan aneh, yang mungkin terlihat dari Bumi.
Â
Advertisement
Penjelasan Astronom
Kilatan yang tidak menentu dari badan roket mungkin berasal dari tempat statis yang tampak di langit. Kejadian langka ini mungkin terjadi jika badan roket lebih atau kurang bergerak menuju Bumi saat mengejar orbitnya yang terbentang (elips).
Hal ini adalah prinsip yang sama ketika roket yang tampak statis bergerak ke arah Anda. Jika dilihat dari mata telanjang, kilatan berikutnya dapat memberikan kesan bahwa kilatan itu berasal dari area langit yang sama.
Jika Anda cukup beruntung untuk menyaksikan kilatan cahaya semacam ini di langit, gunakanlah teropong dan atur pembesaran untuk memastikan bahwa objek memang bergerak pernah walau terlihat statis.
Benda besar dan bulat di langit bisa jadi terlihat aneh karena mungkin tampak tidak bergerak. Berbagai percobaan menggunakan balon dan bola telah dicoba oleh berbagai kelompok, untuk mempelajari cuaca atau atmosfer Bumi dan memang objek tersebut tampak diam di langit.
Contoh nyatanya adalah program Loon Google, di mana program ini telah meluncurkan jaringan bola dunia untuk menguji jangkauan internet dengan tujuan menyediakan akses ke daerah terpencil.
Mereka bisa mencapai ketinggian 60.000 kaki (18.300 meter) atau dua kali lebih tinggi dari pesawat komersial. Balon-balon itu reflektif, dan tampak cerah di langit dan sering disebut sebagai penampakan UFO.
Contoh lainnya dari objek yang dikira sebagai UFO adalah contrails dari pesawat jet, karena jejak uapnya yang aneh. Kemudian, ada lentera China atau lentera kecil yang biasa diterbangkan ke langit saat adanya festival tertentu, banyak orang yang mengira bahwa lentera kecil itu adalah UFO.
Berikut ini daftar objek langit yang sering disalahartikan sebagai UFO, seperti dikutip dari Earthsky.org:
- Peluncuran roket
- Badan roket bekas
- Balon atmosfer
- Satelit yang mengorbit bumi
- Contrails dari pesawat jet
- Lentera China
- Meteor cerah
- Bintang yang bergerak
- Planet Venus
Â
Â
Reporter: Ruben Irwandi
Infografis Planet Alien
Advertisement