Sukses

Telepon Raja Salman, Donald Trump Bahas Kepentingan AS dan Arab Saudi Sebelum Lengser

Presiden AS Donald Trump menelepon Raja Salman dari Arab Saudi untuk membahas kerja sama bilateral

Liputan6.com, Jakarta Sebulan pergantian pemerintahan di Amerika Serikat, Presiden Donald Trump menghubungi Raja Salman dari Arab Saudi. Meski begitu, tidak jelas apa detail pembahasan mereka. 

Saudi Press Agency melaporkan, Jumat (18/12/2020), Raja Salman dan Trump membahas perkembangan di kawasan dan isu kepentingan bersama. 

"Selama telepon, mereka meninjau relasi strategis bilateral antara dua negara dan cara-cara memperkuatnya," tulis SPA. 

Donald Trump yang biasanya aktif di Twitter tidak membahas hubungan telepon dengan Raja Salman. Ia masih fokus pada tuduhan kecurangan di pemilu AS 2020. 

Belakangan ini, Donald Trump dan menantunya, Jared Kushner, sedang sibuk mengajak negara-negara Timur Tengah untuk normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel. 

Sejauh ini, Trump berhasil mendamaikan Israel dengan Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, dan Maroko. Oman juga tertarik namun masih menundanya. 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Rumor Indonesia Normalisasi Hubungan dengan Israel

Sempat beredar kabar dari media Israel bahwa Indonesia menjadi target selanjutnya untuk normalisasi hubungan diplomatik. Seperti diketahui, Israel sedang dibantu Amerika Serikat untuk berdamai dengan negara-negara mayoritas Muslim. 

Sejauh ini, negara seperti Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Maroko sudah setuju untuk normalisasi hubungan dengan Israel. Menurut informasi dari The Jerusalem Post, Israel selanjutnya tertarik berdiplomasi dengan Oman dan Indonesia. 

Mengetahui kabar tersebut, Kementerian Luar Negeri Indonesia berkata tidak ada pejabat kementerian yang saat ini berhubungan dengan Israel. Selain itu, Indonesia masih berkomitmen mendukung Palestina yang notabene menolak normalisasi.

"Kemlu tidak pernah berhubungan dengan Israel. Dalam menjalankan Politik Luar Negeri, Kemlu terhadap Palestina konsisten sesuai amanah konstitusi," ujar (plt.) juru bicara Kemlu Teuku Faizasyah kepada Liputan6.com, Senin 14 Desember 2020.

Lebih lanjut, Faiza mengaku tidak tahu siapa sumber diplomatik yang dikutip oleh The Jerusalem Post.

"Saya tidak tahu sumber berita media Israel tersebut dan pejabat siapa yang dimaksudkan dari Indonesia. Kemlu faktanya tidak lakukan pendekatan ke pihak Israel," pungkasnya.

3 dari 3 halaman

Puan Maharani Dukung Pemerintah Tak Buka Hubungan Diplomatik dengan Israel

 Ketua DPR RI Puan Maharani mendukung langkah pemerintah Indonesia yang tidak akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel.

Menurut dia, ini sesuai sikap Indonesia yang terus konsisten mendukung kemerdekaan Palestina. 

"Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menentang penjajahan Israel," kata Puan Maharani, Jumat 18 Desember 2020.

Menurut politikus PDIP ini, syarat Palestina merdeka dulu adalah mutlak yang harus dipenuhi Israel. Sehingga tanpa hal itu maka hubungan diplomatik tak akan dibuka.

"Tanpa ada pengakuan Israel atas kemerdekaan Palestina, Indonesia tegas tidak akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel," jelas Puan Maharani.

Soal Calling Visa, dia juga memerintah pemerintah berhati-hati. Agar tak ada kesan bahwa Indonesia membuka hubungan diplomatik dengan Israel.

"Pastikan sesuai dengan aturan internasional dan terus kuatkan komunikasi dengan pihak Palestina," kata Puan Maharani.