Sukses

Positif COVID-19, Presiden Prancis Emmanuel Macron Tetap Bekerja

Presiden Emmanuel Macron menyatakan bahwa dirinya baik-baik saja setelah dites positif COVID-19, dan akan tetap fokus pada tanggapan Prancis terhadap pandemi COVID-19 dan Brexit.

Liputan6.com, Paris- Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan pada 18 Desember bahwa dirinya baik-baik saja setelah dites positif COVID-19. 

Namun, ia mengungkap bahwa dirinya kini lebih lambat bekerja karena proses pemulihannya. 

Dilansir US News yang mengutip Reuters, Sabtu (19/12/2020) Macron mengatakan ia akan tetap fokus pada tanggapan Prancis terhadap pandemi COVID-19 dan Brexit.

"Saya bekerja dengan kecepatan yang sedikit lebih lambat karena virus, tetapi saya akan terus fokus pada masalah prioritas tinggi, seperti penanganan epidemi kami, atau, misalnya, berkas Brexit," terang Macron dalam sebuah pernyataan yang disampaikan melalui cuplikan video di Twitter.

Selain itu, Macron juga telah berbicara beberapa kali dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada siang hari untuk membahas pembicaraan Brexit, kata seorang diplomat.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Macron Ungkap Kondisinya Kini Baik

Macron, yang pada Kamis malam (18 Desember) dipindahkan ke tempat peristirahatan presiden di dekat Istana Versailles, mengatakan dirinya tidak berharap penyakitnya menjadi lebih serius.

"Saya ingin meyakinkan Anda - saya baik-baik saja. Saya memiliki gejala yang sama seperti kemarin, terutama kelelahan, sakit kepala, batuk kering, seperti ratusan ribu dari Anda yang harus hidup dengan virus atau yang hidup dengannya hari ini," jelas Macron. 

Macron pun mengatakan akan memberikan keterangan rutin terkait kesehatannya dan mengakui bahwa ia mungkin tertular penyakit melalui "saat kelalaian".

Sebelumnya, Macron diketahui mengadakan banyak pertemuan dengan sesama kepala pemerintahan Uni Eropa dalam beberapa hari terakhir.

Statistik menunjukkan bahwa Macron tidak mungkin menderita gejala terburuk COVID-19 karena usianya yang relatif muda di usia 42 tahun, bukan perokok yang tidak kelebihan berat badan dan memiliki akses ke perawatan medis terbaik.

Presiden Prancis tersebut pun tetap mengimbau warga untuk berhati-hati menjelang Natal.

Sekitar 60.000 orang di Prancis telah meninggal dunia akibat COVID-19, dan infeksi baru setiap harinya sekali lagi cenderung lebih tinggi setelah pemerintah melonggarkan lockdown kedua.

"Virusnya bergerak lagi, kita harus waspada," kata Macron.

3 dari 3 halaman

Infografis Meredam Kepanikan Wabah Virus Corona