Sukses

Kotak Cokelat Tertua Sedunia Berusia 120 Tahun Ditemukan di Perpustakaan Australia

Para konservator di perpustakaan nasional Australia menemukan kotak cokelat berusia 120 tahun, dan merupakan salah satu yang tertua di dunia.

Melbourne - Salah satu kotak cokelat tertua di dunia berhasil ditemukan oleh para konservator di perpustakaan nasional Australia yang berasaal dari masa Perang Boer.

Kaleng berwarna perak yang berisikan cokelat tersebut telah ditemukan di bagian bawah kotak berisi kertas-kertas milik penyair Australia Andrew Barton "Banjo" Paterson. Demikian seperti mengutip ABC, Senin (21/12/2020).

Hebatnya, cokelat tersebut tidak rusak setelah lebih dari satu abad, tetapi juga masih terlihat hampir cukup baik untuk dimakan.

Enam batang cokelat tersebut dikemas dalam jerami dan kertas alumunium.

Penemuan itu mengejutkan staf di laboratorium konservasi Perpustakaan Nasional Australia, yang tidak mengira akan menemukan cokelat milik Banjo yang tersembunyi di antara puisi, buku harian, dan kliping koran yang berharga dalam karir hidupnya.

"Ada bau yang cukup menarik ketika dibuka," kata konservator Perpustakaan Nasional Australia (NLA) Jennifer Todd.

"[Itu] ternyata sebuah kaleng coklat tua milik Banjo, dengan coklat yang masih terbungkus di dalam kotak."

2 dari 2 halaman

Cokelat untuk Ratu Inggris

Tidak ada penjelasan yang ditemukan tentang mengapa Banjo Paterson menyimpan cokelat itu atau mengapa dia tidak memakannya.

Tetapi beberapa penelitian menemukan jawaban tentang kaleng cokelat itu.

Kaleng tersebut dipesan oleh Ratu Victoria sendiri, untuk menghibur pasukan yang bertempur di Perang Boer.

Kaleng itu dihiasi dengan lambang kerajaan Inggris, bertuliskan kalimat "Afrika Selatan, 1900" dan "Saya mengucapkan selamat Tahun Baru, Victoria RI."

Meskipun ditujukan untuk pasukan, kaleng cokelat peringatan pergantian abad itu menjadi barang yang populer diperjualbelikan, seperti yang ditulis oleh tentara Kanada, Prajurit C Jackson pada bulan Desember 1899.

"Saya baru saja menerima sekotak coklat, hadiah dari Yang Mulia untuk tentara Afrika Selatan ... banyak permintaan untuk mendapatkan kaleng seperti itu dari para perwira dan semua orang, sebagai kenang-kenangan," tulisnya.

"Sebenarnya ada orang yang menawar lima pound untuk membeli kaleng milik saya dan di Cape Town kaleng ini laku dijual 10 pound."

Banjo Paterson dikirim ke Afrika Selatan pada bulan Oktober 1899 untuk meliput perang untuk harian Sydney Morning Herald dan the Age, kembali ke Australia hampir setahun kemudian.

Ada spekulasi jika Paterson membeli kaleng cokelat dari pasukan yang bertugas dan seperti banyak tentara lainnya, ia mengirimnya ke Australia.