Sukses

Jangan Lupa, Lihat Bintang Natal Muncul di Langit Barat Usai Magrib

Planet Saturnus dan Jupiter akan berdekatan malam ini pada peristiwa Great Conjunction. Duet cahaya kedua planet besar itu akan menghasilkan Bintang Natal.

Liputan6.com, Jakarta - Pada Senin malam (21/12/2020), warga berbagai negara dunia bakal mendapat kesempatan melihat Bintang Natal di langit barat. "Bintang" tersebut merupakan hasil duet cahaya dua planet terbesar di tata surya: Jupiter dan Saturnus. 

Dua planet itu akan menjadi Bintang Natal pada 21 Desember 2020, dalam peristiwa yang dikenal bernama Konjungsi Agung (Great Conjunction) ketika posisi mereka berdekatan. Terakhir kali peristiwa ini dapat dilihat mata manusia adalah 800 tahun lalu. 

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menegaskan bahwa warga Indonesia turut bisa menikmati peristiwa langit yang langka ini. 

"Dapat dilihat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia setelah maghrib di langit barat," ujar Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin kepada Liputan6.com beberapa waktu lalu. 

Peristiwa ini diperkirakan bakal terlihat usai Magrib dan hanya akan berlangsung sekitar dua jam, mulai 18.30 hingga sekitar jam 20.30 WIB.

NASA menyebut Bintang Natal bisa dilihat dengan mata telanjang dan bisa difoto dengan smartphone.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Sekali Seumur Hidup

Terakhir kali fenomena ini terjadi adalah pada 400 tahun lalu, dan terakhir bisa dilihat dari Bumi pada 800 tahun lalu. 

Space.com menyebut bahwa konjungsi terjadi ketika planet-planet sangatlah dekat karena mereka sejaja dengan Bumi pada orbitnya masing-masing.

Jupiter dan Saturnus akan mengalami konjungsi pada 21 Desember 2020. Kedua planet itu adalah yang terbesar di tata surya kita.

Selama tiga pekan pertama di Desember, NASA menyebut Saturnus dan Jupiter sudah mulai melakukan pendekatan. Kedekatan Saturnus dan Jupiter dapat dilihat pada cakrawala barat daya setelah matahari terbenam.

3 dari 3 halaman

Star of Bethlehem

Beberapa orang berpendapat bahwa kedua planet ini mungkin merupakan replika dari Star of Bethlehem yang legendaris. 

Sebenarnya, salah satu teori populer untuk "Bintang Natal" adalah rangkaian hubungan antara Jupiter dan Saturnus pada 7 SM. Karena pada tahun itu, Jupiter dan Saturnus bertemu tidak hanya sekali tetapi tiga kali, yakni pada bulan Mei, September dan Desember.  

Konjungsi pertama (pada tanggal 29 Mei - terlihat "di timur" sebelum matahari terbit) saat perjalanan orang Majus ke Betlehem dari Timur Jauh dimulai. Konjungsi tengah (30 September) mungkin telah memperkuat tekad mereka dalam tujuan perjalanan mereka, sedangkan konjungsi ketiga dan terakhir (5 Desember) terjadi tepat ketika mereka tiba di Yudea untuk bertemu dengan Raja Herodes, yang mengirim mereka ke Betlehem.

Tetapi sementara konjungsi tunggal Yupiter dan Saturnus terjadi setiap 20 tahun sekali, konjungsi rangkap tiga seperti itu terjadi jauh lebih jarang, rata-rata terjadi sekitar sekali setiap 180 tahun; terakhir kali pada tahun 1981, tetapi kejadian berikutnya tidak akan terjadi sampai tahun 2239.

Bagi orang Majus, pertemuan Jupiter dengan Saturnus pada tahun 7 SM pasti akan dipandang sebagai sesuatu yang unik.

Tapi tahun ini, Jupiter dan Saturnus hanya akan memiliki satu pertemuan, rendah di langit barat daya setelah matahari terbenam pada tanggal 21 Desember. Baik dari sudut pandang astrologi bahwa satu "pertemuan puncak langit" mungkin merupakan tanda yang cukup signifikan di langit bagi orang Majus untuk memulai perjalanan mereka ke Yudea tidak diketahui. 

Tapi satu hal yang pasti. Jika Anda menganggap hubungan yang sangat dekat antara Jupiter dan Saturnus sebagai "Bintang Natal", laman Space menemukan bahwa kedua planet tersebut akan semakin berdekatan pada tanggal 25 Desember pada tahun 2874.