Liputan6.com, Jakarta - Lewat hasil uji klinis tahap akhir oleh Butantan Institute, vaksin Corona COVID-19 buatan Sinovac di Brasil memenuhi ambang batas kemanjuran. Berada di atas 50 persen usai ditetapkan oleh otoritas kesehatan Brasil, Anvisa.
Baca Juga
Advertisement
CoronaVac dikembangkan oleh perusahaan farmasi China, Sinovac Biotech, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Jumat (25/12/2020).
Butantan Institute mengatakan Sinovac telah meminta untuk menangguhkan merilis data kemanjuran yang tepat tentang vaksin yang disebut CoronaVac itu hingga 15 hari, sementara perusahan itu mengkonsolidasikan data dari uji coba global.
Brasil adalah negara pertama yang menyelesaikan uji klinis tahap akhir CoronaVac, yang juga sedang diuji di Indonesia dan Turki.
Sinovac belum menanggapi permohonan komentar dari Reuters.
Menteri Kesehatan Brasil pekan lalu mengatakan kandidat vaksin Sinovac dan AstraZeneca diharapkan siap digunakan di Brasil pada pertengahan Februari.
Saksikan Video Berikut Ini:
Uni Eropa Setujui Vaksin Pfizer-BioNTech
Sementara itu, Uni Eropa telah memberikan persetujuan resmi bagi vaksin virus corona yang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech. Sementara itu, Amerika Serikat mulai mendistribusikan vaksin kedua yang dikembangkan oleh Moderna, perusahaan farmasi yang berbasis di Amerika.
Komisi Eksekutif Uni Eropa mengotorisasi penggunaan vaksin Pfizer-BioNTech di 27 negara anggota blok tersebut setelah Badan Urusan Obat-Obatan Eropa (European Medicines Agency/EMA) mengatakan vaksin itu telah memenuhi standar kualitas dan keamanan.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan pengiriman vaksin itu dijadwalkan dimulai pada Sabtu (26/12), sementara vaksinasi dilakukan di seluruh Eropa antara 27 Desember-29 Desember.
"Ini merupakan cara yang sangat baik untuk mengakhiri tahun yang sulit ini dan akhirnya mulai membuka babak baru penanganan Covid-19," ujarnya tentang penyakit yang disebabkan oleh virus corona.
Vaksin Pfizer-BioNTech telah mendapat otorisasi di lebih dari sepuluh negara, termasuk Inggris, Kanada dan Amerika.
Amerika juga telah memberikan persetujuan untuk penggunaan darurat vaksin yang dikembangkan oleh Moderna dan National Institutes of Health, tiba di berbagai rumah sakit di Amerika pada Senin (21/12).
Hampir enam juta dosis vaksin Moderna-NIH menjadi tambahan bagi 2,9 juta dosis vaksin Pfizer-BioNTech yang sudah dikirim sejak minggu lalu. Para petugas layanan kesehatan dan warga lansia di rumah jompo adalah kelompok pertama yang divaksinasi.
Advertisement