Sukses

Meski Pandemi COVID-19, Malam Natal di Bethlehem Tetap Syahdu

Pihak berwenang di Kota Suci Bethlehem memberlakukan penutupan sebagian wilayah dan kegiatan atau lockdown di tempat kelahiran Yesus.

Liputan6.com, Bethlehem - Meski tengah diselimuti oleh pandemi COVID-19, malam Natal di Bethlehem tetap terasa tenang dan syahdu.

Pihak berwenang di Bethlehem memberlakukan penutupan sebagian wilayah dan kegiatan atau lockdown di tempat kelahiran Yesus, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Sabtu (26/12/2020).

Rintik-rintik hujan menambah suasana muram. Namun puluhan orang tetap berkumpul di Manger Square untuk menyambut Latin Patriach, pastor Katolik tertinggi di Tanah Suci umat Kristiani.

Satu kelompok marching band memainkan lagu-lagu Natal dengan bagpipes, semacam alat musik dengan pipa buluh yang dibunyikan dengan tekanan angin dari tas kantung yang diremas oleh lengan pemain.

Bagpipes dikenal luas di Skotlandia, tetapi juga digunakan dalam musik rakyat di Irlandia dan Prancis. Dentuman drum ikut memimpin prosesi menjelang kedatangan pastor Katolik itu.

Di tahun-tahun sebelum terjadinya pandemi virus corona, ribuan jemaat biasanya berduyun-duyun ke Bethlehem untuk merayakan Natal.

Namun, penutupan bandara internasional Israel untuk pengunjung asing karena pembatasan sosial akibat pandemi, membuat wisatawan asing tidak lagi datang ke sana.

 

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Harapan Untuk Tahun 2021

Warga lokal mengatakan mereka sedih melihat hal ini dan berharap tahun baru 2021 akan lebih baik.

Luna Amin mengatakan "setiap tahun kami bertemu banyak warga asing dari berbagai penjuru dunia, tapi tahun ini mereka tidak datang karena pandemi Covid-19. Semoga tahun depan membawa kebaikan bagi semua orang. Namun, tahun ini, baru kali ini kami melihat perayaan dengan jumlah orang sesedikit ini."

Otoritas Palestina pekan lalu melarang perjalanan antar kota di wilayah yang dikuasainya di Tepi Barat yang diduduki Israel.

Kebijakan itu membuat hanya puluhan warga Bethlehem dan rombongan kecil pemimpin agama yang dapat datang.

Perayaan pada malam hari di mana jemaat biasanya berkumpul di sekitar pohon Natal telah dibatalkan, sementara Misa Tengah Malam dibatasi hanya untuk para pastor.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang berusia 85 tahun, dan biasanya menghadiri acara khusyuk itu, mengatakan kali ini tidak ikut serta.