Sukses

Kapal Tenggelam di Danau Albert Uganda, 26 Orang Dilaporkan Tewas

Seorang perwira kelautan Uganda mengatakan, unsur keamanan yang buruk dan cuaca yang berubah cepat membuat kecelakaan sering terjadi di danau.

Liputan6.com, Kampala - Kecelakaan kapal di Danau Albert di perbatasan Uganda dan Republik Demokratik Kongo telah menewaskan sedikitnya 26 orang.

"Angin kencang menyebabkan kapal tenggelam," kata seorang pejabat setempat kepada kantor berita AFP.

Lusinan orang berada di dalam armada itu dan setidaknya 21 orang diselamatkan, kata Ashraf Oromo, demikian dikutip dari laman BBC, Sabtu (26/12/2020).

Seorang perwira kelautan mengatakan, unsur keamanan yang buruk dan cuaca yang berubah cepat membuat kecelakaan sering terjadi di danau.

Kapal itu sedang melakukan perjalanan antara dua lokasi di sisi Uganda pada Rabu kemarin, ketika angin kencang bertiup.

Tim penyelamat tidak berharap menemukan korban lagi, kata Oromo. Namun, media lokal mengutip kepala daerah yang menyatakan bahwa pencarian terus dilakukan.

Baik warga Kongo dan Uganda berada di kapal dan mereka termasuk di antara korban.

"Karena kegagalan untuk mematuhi langkah-langkah keselamatan dan pola cuaca yang berubah cepat, Danau Albert mengalami banyak kecelakaan," kata perwira angkatan laut polisi regional Samuel Onyango kepada AFP.

Seorang pejabat mengatakan bahwa banyak korban berusaha untuk kembali secara ilegal ke Republik Demokratik Kongo (DRC) untuk menghindari pembatasan akibat aturan COVID-19 yang telah menghentikan sebagian besar lalu lintas antara DRC dan Uganda, menurut kantor berita Associated Press.

Vital Adubanga, presiden kepala Wangongo di provinsi Ituri, Kongo timur, mengatakan bahwa penggunaan perahu pada malam dilarang tetapi larangan itu sering diabaikan.

Banyak dari mereka adalah pedagang yang mencoba mencapai pasar mingguan, kata Adubanga serta situs web Uganda The Daily Monitor.

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Insiden Serupa

Danau Albert, yang merupakan danau terbesar ketujuh di Afrika, telah menjadi tempat hilangnya banyak nyawa dalam kecelakaan kapal sebelumnya.

Pada 2014, lebih dari 250 pengungsi tewas ketika sebuah kapal terbalik dan membawa jauh lebih banyak orang daripada kapasitasnya.

Dan dalam kecelakaan Natal lainnya, pada tahun 2016, 30 anggota tim sepak bola Uganda tenggelam di danau saat sebuah perahu tenggelam.