Sukses

Intel Legendaris Uni Soviet, George Blake Meninggal pada Usia 98 Tahun

George Blake adalah mata-mata di era perang dingin. Ia dianggap sebagai pahlawan di Moskow.

Liputan6.com, Moskow - Agen intelijen (intel) legendaris asal Rusia, George Blake, dikabarkan meninggal dunia pada Sabtu (26/12) di usia 98 tahun. Ia adalah anggota intel Inggris MI6 yang menjadi agen ganda Uni Soviet.

Pihak intelijen Rusia (SVR) secara resmi mengumumkan kematian George Blake yang dianggap sosok legendaris. Presiden Vladimir Putin juga ikut berduka.

"George telah tiada. Ia secara tulus dicintai oleh negeri kita, dikagumi oleh pencapaian-pencapaiannya oleh rakyat kita selama Perang Dunia Kedua," ujar Sergei Ivanov, juru bicara SVR kepada media TASS, dilansir Minggu (27/12/2020).

George Blake lahir dengan nama George Behar di Rotterdam, Belanda. Ia mulai menjadi intel sejak akhir Perang Dunia II dan ikut terlibat di Perang Korea.

Ia juga menjadi komunis saat menjadi dewasa dan terinspirasi karya Karl Marx. Blake menilai ideologi komunisme lebih baik bagi manusia setelah ia menyaksikan ganasnya Perang Korea dan dampaknya pada warga sipil.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Agen Ganda

Menurut Euro News, George Blake menawarkan pelayanannya pada Uni Soviet di tahun 1950-an setelah melihat aksi pengeboman Amerika Serikat ke rakyat Korea Utara.

Ia lantas memberikan ratusan nama agen kepada KGB (intel Soviet). Blake turut membocorkan lokasi terowongan rahasia di timur Berlin yang dipakai untuk memata-matai Soviet.

Sepak terjang Blake berakhir pada 1961 ketika penyamarannya dibongkar oleh agen ganda dari Polandia. Ia dijatuhi hukuman 42 penjara di Ingris.

Lima tahun kemudian, George Blake berhasil kabur dengan memakai tangga dari tali tambang, serta bantuan rekannya di penjara.

Agen ganda ini sukses menembus Tirai Besi dan tiba di Moskow. Di Rusia, ia disambut sebagai seorang pahlawan dan mendapatkan pangkat kolonel dari intelijen Rusia.

3 dari 3 halaman

Ada Rasa Sesal

Pada wawancara dengan The Independent di 2006, George Blake mengaku tidak menyesal pernah mendukung komunisme.

Namun, ia menyesal karena mengkhianati banyak agen. Ia juga menyesal karena membuat sedih istrinya, Gillian, di Inggris.

Pada 1966, Gillian, menggugat cerai. Gillian juga merupakan pegawai di intelijen Inggris sebagai sekretaris.

Gillian mendapat hak asuh tiga anaknya bersama Blake. George akhirnya menikah lagi di Moskow pada 1969.

Presiden Rusia Vladimir Putin, yang juga mantan intel KGB, turut memberikan ucapan duka cita bagi kematian George Blake.