Sukses

Kandidat Vaksin COVID-19 Buatan Novavax Masuk Uji Fase 3 di AS dan Meksiko

Kandidat vaksin dari Novavax adalah vaksin COVID-19 kelima di AS yang masuk uji fase 3.

Liputan6.com, Washington, D.C. - Novavax, perusahaan vaksin asal Maryland, Amerika Serikat, akan memulai uji klinis fase 3 untuk calon vaksin COVID-19 mereka. Tahap ini akan melibatkan 30 ribu relawan di AS dan Meksiko.

Kandidat vaksin dari Novavax bernama NVX-CoV2373.

"Uji ini adalah langkah kritis dalam membangun portfolio global vaksin yang aman dan efektif untuk melindungi populasi dunia," ujar Stanley C. Erck, presiden dan CEO Novavax dalam situs resmi Novavax, dikutip Selasa (29/12/2020).

Pengujian ini didukung oleh Operation Warp Speed, Foods and Drugs Administration (FDA), dan pemerintah Meksiko.

Dalam situs resminya, National Institutes of Health (NIH) menjelaskan akan ikut mendanai uji klinis fase 3 ini.

30 ribu relawan yang dicari adalah berusia 18 tahun ke atas. Dua per tiga relawan akan mendapat twi suntikan intramuscular dengan selisih 21 hari. Sisanya akan mendapat vaksin plasebo.

Kandidat vaksin ini mengandung prefusion spike protein yang dibuat dengan teknologi rekombinan nanopartikel milik Novavax. Perusahaan berkata vaksin ini bisa stabil dalam suhu antara  2 hingga 8 derajat celcius.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 4 halaman

Vaksin Kelima yang Masuk Fase 3 di AS

Ini adalah kandidat vaksin kelima yang memasuki uji klinis fase 3 di Amerika Serikat.

Dr. Anthony Fauci yang menjadi penasihat Gedung Putih saat pandemi COVID-19 menyambut baik kabar ini.

"Peluncuran studi ini, vaksin investigasional kelima yang diuji pada uji Fase 3 di Amerika Serikat, menunjukan tekad kita untuk mengakhiri pandemi ini melalui pengembangan berbagai vaksin yang aman dan efektif," ujar Dr. Fauci melalui situs NIH.

Vaksin investigasional berarti vaksin yang mendapatkan izin dari FDA untuk dicoba ke manusia, tetapi masih perlu diteliti sebelum diberikan ke masyarakat umum.

Empat vaksin lainnya adalah Pfizer, Moderna, Johnson & Johnson, dan AstraZeneca.

Pfizer dan Moderna sudah mendapatkan izin penggunaan darurat dari FDA untuk masyarakat umum.

3 dari 4 halaman

Menkes: Indonesia Butuh 426 Juta Dosis Vaksin Covid-19

Pemerintah akan membeli 426 juta dosis vaksin virus corona (Covid-19) melalui berbagai jalur pengadaan. Hal ini untuk mencapai kekebalan komunitas (herd immunity) sehingga pandemi Covid-19 dapat berakhir.

Jumlah itu berdasarkan perhitungan bahwa 181 juta masyarakat Indonesia harus divaksin agar tercapai herd immunity. 

Adapun satu orang harus disuntik 2 kali sehingga total vaksin yang harus dibeli sebanyak 426 juta dosis.

"Dengan memperhitungkan bahwa 1 orang membutuhkan 2 dosis dan memperhitungkan guideline WHO kita persiapkan 15 persen cadangan maka total vaksin yang diperlukan ada sekitar 426 juta dosis vaksin," jelas Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (29/12/2020).

Dia mengatakan terdapar 5 jalur pengadaan vaksin Covid-19 yang ditempuh Indonesia, dimana 4 diantaranya bersifat bilateral sementara sisanya multilateral.

Pengadaan vaksin dari kerja sama bilateral antara lain, kontrak 125 juta dosis vaksin dari Sinovac.

4 dari 4 halaman

Infografis COVID-19: