Sukses

Kasus COVID-19 Naik, PM Boris Johnson Kembali Lockdown Inggris Hingga Tengah Februari

PM Boris Johnson mengumumkan lockdown di Inggris hingga pertengahan Februari karena naiknya kasus COVID-19.

Liputan6.com, London - Perdana Menteri Boris Johnson mengumumkan bahwa semua orang di Inggris harus tinggal di rumah kecuali untuk alasan yang diizinkan selama penguncian virus corona baru yang diperkirakan akan berlangsung hingga pertengahan Februari.

Mengutip BBC, Selasa (5/1/2021), semua sekolah dan perguruan tinggi akan menutup sebagian besar kegiatan siswa dan beralih ke pembelajaran jarak jauh mulai hari Selasa.

Boris Johnson memperingatkan minggu-minggu mendatang akan menjadi "yang paling sulit" di tengah melonjaknya kasus dan jumlah pasien. Dia mengatakan mereka yang termasuk dalam empat kelompok prioritas teratas akan menerima dosis vaksin COVID-19 pertama pada pertengahan bulan depan.

Semua penghuni panti jompo dan pengasuhnya, setiap orang yang berusia 70 tahun ke atas, semua pekerja kesehatan dan perawatan sosial garis depan, dan secara klinis sangat rentan akan ditawarkan satu dosis vaksin pada pertengahan Februari.

Skotlandia sebelumnya juga telah mengeluarkan perintah untuk tetap tinggal di rumah dan bergabung dengan Wales untuk menutup kegiatan sekolah bagi para murid. 

Sekolah-sekolah di Irlandia Utara akan memiliki "periode pembelajaran jarak jauh yang diperpanjang", kata Eksekutif Stormont. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

2 dari 2 halaman

Berlaku Hingga Pertengahan Februari

Berbicara dari Downing Street, Johnson mengatakan semua tindakan baru akan berlangsung setidaknya hingga pertengahan Februari ketika varian virus baru yang lebih menular menyebar ke seluruh Inggris.

PM menambahkan bahwa dia yakin negaranya sedang memasuki "fase terakhir perjuangan".

Rumah sakit berada di bawah "lebih banyak tekanan akibat COVID daripada kapan pun sejak dimulainya pandemi", katanya.

Dan dia mengulangi slogan yang digunakan sebelumnya dalam pandemi, mendesak orang untuk segera "tinggal di rumah, melindungi NHS dan menyelamatkan nyawa".