Liputan6.com, Jakarta - Menjelang vaksin COVID-19 mulai didistribusikan dan bakal dilakukan di Indonesia, rupanya banyak masyarakat masih belum yakin apakah mereka akan bersedia untuk menerima vaksin Virus Corona tersebut.Â
Dalam hal ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo) ikut memiliki peran serta dalam mengkomunikasikan hal ini kepada masyarakat awam secara luas.Â
Advertisement
Baca Juga
Menurut data yang dibagikan dalam acara Diskusi yang diselenggarakan oleh Dewan Pers dan BBC Media Action bertajuk: "Vaksinasi COVID-19, Perubahan Perilaku dan Diseminasi Informasi", yang digelar virtual pada Jumat (8/1/2021), ditemukan bahwa 17 dari 100 responden mengatakan mereka tidak mungkin terpapar COVID-19.Â
Hal ini secara tak langsung menyiratkan bahwa mereka masih enggan untuk menerima vaksin COVID-19.Â
Secara lebih spesifik, persepsi masyarakat terhadap COVID-19 masih dapat dibilang tidak merata. Menurut data, mayoritas masyarakat yang berjumlah 34,3% mengatakan bahwa mereka cukup mungkin terinfeksi COVID-19. Sebaliknya, 12,5% mengatakan tidak mungkin dan 4,5% mengatakan sangat tidak mungkin bagi mereka untuk tertular COVID-19.Â
Kominfo juga menambahkan bahwa media yang paling populer dalam mengkomunikasikan protokol kesehatan adalah media sosial, TV baru kemudian Whatsapp.Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pentingnya Transparansi
Dalam meyakinkan masyarakat dalam penerimaan vaksin COVID-19, penting untuk selalu menerapkan transparansi.
Transparansi proses uji klinis fase III vaksin dianggap amat penting. Temuan ilmiah harus jelas dan terbuka.Â
Pihak Kominfo menyatakan bahwa upaya da;am meningkatkan keyakinan masyarakat harus berbasis terhadap kemantapan ilmiah, bukan kampanye semata.Â
Selain itu, pemerintah pun tetap harus memperbaiki kegagalan sebelumnya dalam penanganan pandemi berbasis kesehatan masyarakat (3T, pembatasan sosial ketat dan 3M).
Advertisement