Liputan6.com, Pyongyang - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengatakan bahwa Amerika Serikat adalah "musuh terbesar" negaranya dan bahwa dia tidak mengharapkan Washington mengubah kebijakannya terhadap Pyongyang --terlepas siapa pun presidennya.
Berpidato dalam kongres Partai Buruh Korea Utara, Kim Jong-un juga berjanji untuk menambah stok senjata nuklir dan potensi militer Korea Utara.
Dia juga mengatakan bahwa rencana untuk kapal selam nuklir hampir selesai, demikian seperti dikutip dari BBC, Sabtu (9/1/2021).
Advertisement
Baca Juga
Komentar Kim Jong-un datang ketika Presiden AS terpilih Joe Biden bersiap untuk menjabat.
Analis menilai ucapan Kim Jong-un adalah upaya untuk menerapkan tekanan pada pemerintahan AS yang baru, dengan Biden dijadwalkan untuk dilantik pada 20 Januari 2021.
Kim Jong-un menikmati hubungan hangat dengan Presiden AS Donald Trump, meski hanya ada sedikit kemajuan konkret pada negosiasi atas program nuklir Korea Utara.
Dalam pidato terbarunya kepada Partai Buruh, Kim Jong-un juga mengatakan bahwa Pyongyang tidak berniat menggunakan senjata nuklirnya kecuali "pasukan musuh" berencana untuk menggunakannya melawan Korea Utara terlebih dahulu.
Dia mengatakan AS adalah "hambatan terbesar negaranya untuk revolusi kita dan musuh terbesar kita... tidak peduli siapa yang berkuasa, sifat sebenarnya dari kebijakan mereka terhadap Korea Utara tidak akan pernah berubah," lapor kantor berita negara Korea Utara KCNA.
Simak video pilihan berikut:
Ekonomi Korea Utara Terpukul COVID-19
Awal pekan ini, Kim Jong-un mengakui bahwa rencana ekonomi lima tahunnya untuk negara yang terisolasi itu gagal memenuhi targetnya di "hampir setiap sektor".
Korea Utara menutup perbatasannya pada Januari lalu untuk mencegah penyebaran Covid-19, meskipun mengklaim tidak memiliki kasus virus.
Perdagangan antara keduanya telah anjlok sekitar 80%. Topan dan banjir telah menghancurkan rumah dan tanaman di Korea Utara, yang tetap di bawah sanksi internasional yang ketat, termasuk atas program nuklirnya.
Advertisement