Liputan6.com, Seoul - Masyarakat Korea Selatan dibuat marah oleh tragedi pembunuhan bayi perempuan bernama Jeongin (Jungin) yang berusia 16 bulan. Jeongin tewas disiksa ibu asuhnya.
Penyiksaan begitu parah hingga perut bayi itu penuh darah akibat banyak organ yang hancur.
Advertisement
Baca Juga
Jeongin lahir pada Juni 2019 yang diadopsi oleh orang tua angkat. Bukannya diurus, bayi itu malah mengalami penyiksaan fisik yang fatal.
Kasus bayi Jeongin terkuak oleh investigasi UnansweredQ di SBS. Awalnya, ibu asuh Jeongin mengaku bayi itu terluka akibat jatuh dari sofa.
Ternyata, ibu itu berbohong, sebab setelah diperiksa tubuh bayi penuh luka penganiayaan. Tulang-tulang di tubuhnya patah selama berbulan-bulan, bahkan bagian pankreasnya sampai hancur.
Menurut laporan Korea Biomedical Review, Jeongin meninggal di rumah sakit pada 13 Oktober 2020. Saat dibawa ke RS, Jeongin bahkan menderita tiga kali henti janting.
Orang tua bayi Jeongin sebetulnya sudah tiga kali dilaporkan polisi, salah satunya oleh pegawai penitipan anak yang merasa curiga. Tetapi polisi tidak melakukan tugas dengan baik dan Jeongin terus dikembalikan ke orang tua asuhnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Perut Penuh Darah
Menurut dokter, kondisi Jeongin lebih kurus daripada teman-temannya.
Sehari sebelum merenggang nyawa, kamera CCTV di pusat penitipan anak menunjukan Jeongin tampak sudah lemas.
Penyebab kematian Jeongin disebut sebagai luka abdominal yang disebabkan dari serangan fisik.
Saat diperiksa, perut Jeongin dipenuhi banyak darah akibat organ tubuh yang rusak. Salah satu yang rusak adalah pankreasnya.
Tulang dada, tulang rusuk, dan tengkorak Jeongin juga rusak.
Sekujur tubuh bayi 16 tahun itu dipenuhi bekas luka.
Alhasil, penjelasan ibu asuh itu sulit dipercaya karena tidak mungkin semua luka itu terjadi dalam satu hari, apalagi karena jatuh dari sofa.
Advertisement
Ibu Asuh Terancam 15 Tahun
Pengacara Kim Young-joo dalam acara SBS menyebut ibu asuh Jeongin terancam 15 tahun penjara karena kematian Jeongin.
Sementara, ayah asuhnya hanya terkena pasal kelalaian. Ayah asuh itu mengaku tidak tahu ada penyiksaan.
Identitas kedua orang tua tak diungkap ke publik.
Kematian Jeongin juga mengundang simpati luas di kalangan netizen Korea Selatan dengan tagar "Jeongin, maafkan saya" dalam bahasa Korea.
Jimin BTS turut menyuarakan simpatinya di media sosial.
Kasus Jeongin juga menyebabkan partai berkuasa dan oposisi di Korsel untuk meloloskan legislasi untuk memperkuat pencegahan penganiayaan anak.