Sukses

W-GDP 2X Suplai Dana hingga Rp 14 T Dukung Bisnis Perempuan Asia, Ini Kisah 2 Pengusaha Indonesia

Dalam acara virtual yang mengumumkan insiatif W-GDP 2X Asia, dua pengusaha Indonesia membagikan pengalaman mereka menjalani bisnis sebagai perempuan di Tanah Air.

Liputan6.com, Jakarta- Bank pembangunan Amerika Serikat, yaitu US International Development Finance Corporation (IDFC) mengumumkan W-GDP 2X di Asia. 

Insiatif W-GDP 2X Asia, mengeluarkan dana hingga 1 miliar dolar AS (Rp 14 triliun) untuk mendukung bisnis yang dimiliki atau bisnis pendukung perempuan di Asia.

Dalam acara virtual yang digelar pada Rabu 13 Januari 2021 malam waktu Indonesia, insiatif W-GDP 2X di Asia dipublikasikan. Turut hadir dalam acara tersebut CEO DFC, Adam Boehler, dua pengusaha Indonesia yaitu CEO Tridi Oasis, Dian Kurniawati dan Founder BEAU Bakery, Talita Setyadi turut berpartisipasi dalam acara tersebut.

Keduanya berdiskusi serta membagikan pengalaman mereka menjalani bisnis sebagai perempuan di Tanah Air.

Dian menceritakan saat ia berhenti dari pekerjaannya sebagai konsultan pada tahun 2015, dan memutuskan untuk mulai mendirikan perusahaan daur ulang sampah plastik, Tridi Oasis. 

Managing Director untuk Global Women’s Issues, Charity Wallace menyambut baik perjalanan Tridi Oasis dalam menggeluti bisnis daur ulang, dan kemudian juga menyebut insiatif yang bergerak di bidang serupa yang dijalankan oleh DFC dan pemerintah AS. 

"Pada 2015 (perjalanan bisnis) ini tidak hanya menjadi perempuan, tetapi juga melakukan sesuatu di Indonesia terkait dampak khususnya pengelolaan sampah, yang pada saat itu belum se-populer sekarang," kata Dian.

"Karena pada saat itu kebanyakan start-up bergerak di bidang teknologi, menjadikannya tantangan untuk menyampaikan ide tersebut kepada investor," ungkap Dian. 

Hal itu pun mencakup alasan dijalankannya jenis bisnis daur ulang, juga mulai dari faktor profil hingga bagaimana bisa maju secara finansial.

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Tantangan Jadi Peluang

Dian juga menceritakan bagaimana pada saat itu bisnis daur ulang kebanyakan dijalani sebagai bisnis keluarga, dan tidak banyak dilakukan oleh perempuan. 

"Jadi dengan usia muda, sebagai perempuan, pada tahun 2015, investor bukan satu-satunya tantangan. Bahkan waste collectors yang pada saat itu kami minati untuk kami beli bahan-bahannya, terkejut dengan minat kami dalam bisnis daur ulang," katanya.

Tetapi Dian tidak membiarkan hal itu menjadi halangan dalam menjalankan Tridi Oasis. Ia bahkan menganggapnya sebagai peluang akan bagaimana masyarakat membedakan bisnis yang dijalankannya dengan bisnis daur ulang lainnya. 

Adapun Founder BEAU Bakery, Talita Setyadi yang juga menceritakan perjalanan membangun bisnisnya. 

Talita menceritakan ketika ia menjalankan studi tata boga di Prancis. Pada saat itu, ia menghadapi berbagai tantangan ketika mulai menjalankan karirnya. 

"Bahkan hanya pergi ke negara Eropa, saya melihat adanya lebih banyak pemisahan antara gender yang bekerja di dapur," kata Talita, yang kemudian memutuskan untuk berhenti menjalani magangnya di Prancis dan kembali ke Indonesia, serta melihat adanya kesempatan berbisnis. 

"Pada saat itu saya berumur 25 tahun, saya belum mengetahui cara berbisnis tapi saya percaya bahwa saya bisa memulainya dari rumah," ungkap Talita.

Talita mengakui bahwa dirinya sangat beruntung. Namun yang membuatnya kuat adalah pembawaannya dan edukasi. 

Ia menyatakan bahwa dirinya ingin menunjukkan kepada masyarakat Indonesia dan negara-negara Asia lainnya bahwa "Kami (perempuan) berdedikasi untuk ini, kami memiliki misi, kami ingin membuat dampak, dan kami di sini untuk jangka panjang," ketika berbicara mengenai bisnis.

3 dari 3 halaman

Infografis Yuk Perhatikan Cara Cuci Tangan yang Benar