Liputan6.com, Copenhagen- Denmark pada Sabtu (16/1) mendeteksi kasus pertama dari varian baru Virus Corona COVID-19 yang ditemukan di Afrika Selatan.Â
Otoritas kesehatan negara itu juga mencatat kenaikan dalam kasus tekait varian baru COVID-19 jenis B117 yang pertama kali terdeteksi di Inggris.Â
Dalam upaya mengurangi penularan varian baru COVID-19 dari Inggris, Denmark telah memperpanjang aturan lockdown-nya selama tiga pekan pada 13 Januari 2021.
Advertisement
Dilansir Channel News Asia, Minggu (17/1/2021)Â Denmark telah menjadi negara yang terdepan dalam memantau mutasi baru Virus Corona, dengan menjalankan tes positif melalui analisis sekuensing genom.
Dalam laporannya, State Serum Institute (SSI) mengatakan bahwa antara pertengahan November 2020 dan 10 Januari 2021, 256 warga Denmark tercatat terinfeksi varian baru COVID-19 dari Inggris.Â
Jumlah itu terkait dengan 1,3 persen dari semua tes positif COVID-19 yang dianalisis secara genetik selama periode tersebut.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
Tingkat Kepositifan Varian Baru COVID-19 di Denmark Capai 3,6 Persen
Sementara pada pekan pertama bulan Januari 2021, persentase dari tes positif COVID-19 di Denmark dengan mutasi baru Virus Corona adalah 3,6 persen.
Angka itu pun dianggap sebagai kenaikan yang membuat pihak berwenang khawatir dan mendorong perpanjangan lockdown.
Data awal menunjukkan bahwa 11 warga Denmark yang terinfeksi varian baru COVID-19 telah melakukan perjalanan sebelum terinfeksi, termasuk lima orang lainnya di Inggris.
Tetapi SSI mengatakan tidak ada informasi yang jelas apakah mereka telah terinfeksi di luar negeri atau di Denmark.
Kemudian pada Sabtu (16/1)Â SSI mengumumkan kasus pertama varian baru COVID-19 yang ditemukan di Afrika Selatan.
Kasus itu dialami oleh seorang pelancong yang melakukan perjalanan ke Dubai.
Advertisement