Liputan6.com, Washington D.C - Kota Washington menerapakan lockdown dan para penegak hukum Amerika Serikat juga berjaga ketat guna mengantisipasi demonstrasi pro-Donald Trump di 50 ibu kota negara bagian pada akhir pekan ini.
Dikutip dari VOA Indonesia, Senin (18/1/2021) pihak berwenang AS mengerahkan ribuan tentara Garda Nasional untuk mencegah serangan dan kekerasan seperti yang terjadi pada 6 Januari lalu di gedung Capitol Hill.Â
Polisi diperingatkan oleh Biro Investigasi Federal ASÂ atau FBI mengenai kemungkinan terjadinya protes-protes bersenjata di 50 gedung Capitol negara bagian yang dipicu oleh para pendukung Presiden Donald Trump yang meyakini hasil pemilu 2020 dicurangi.
Advertisement
Protes-protes tersebut diperkirakan terjadi mulai Sabtu (16/1) hingga pelantikan Presiden terpilih Joe Biden pada 20 Januari mendatang. Namun, dugaan itu sejauh ini tak terbukti.
Guna memperkuat keamanan, tentara Garda Nasional diaktifkan di negara-negara bagian AS seperti Michigan, Virginia, Wisconsin, Pennsylvania dan Washington.
Selain itu, negara bagian Texas juga menutup gedung Capitolnya hingga hari pelantikan Biden.
Saksikan Video Berikut Ini:
Otoritas AS Berhasil Amankan Pria Bersenjata di Washington D.C
Pada Jumat (15/1) malam, Direktur Departmen Keamanan Publik Texas, Steve McCraw, mengatakan dalam pernyataan bahwa intelijen mengindikasi "para ekstremis yang ganas" mungkin berusaha memanfaatkan rencana protes bersenjata di Austin untuk "melakukan aksi-aksi kriminal."
Sementara itu, dihari yang sama, di pusat Kota Washington D.C, pihak berwenang menangkap seorang laki-laki asal negara bagian Virginia yang berusaha memasuki pos pemeriksaan Polisi Capitol.
Surat kabar The New York Times dan Stasiun televisi CNN mengutip laporan polisi dan seorang sumber yang mengatakan bahwa pria tersebut membawa kredensial pelantikan palsu, beserta sebuah senjata api dan lebih dari 500 amunisi.
Selain itu, laporan juga menyebut bahwa pria itu didakwa dengan lima kejahatan, termasuk memiliki senjata dan amunisi ilegal.
Advertisement