Liputan6.com, Jakarta - Ilmuwan punya jawaban mengapa kulit di jari tangan dan kaki manusia mengerut seperti buah prem tua ketika kita berendam di bak mandi terlalu lama.
Dikutip dari laman scientificamerican, Rabu (20/1/2021) dalam tes laboratorium disebutkan bahwa ini adalah bentuk dari upaya tubuh beradaptasi.
Advertisement
Baca Juga
Teori ilmuan mengonfirmasi bahwa jari yang keriput meningkatkan cengkeraman mereka pada benda basah atau yang terendam.
Orang sering beranggapan bahwa kerutan adalah akibat air yang masuk ke lapisan luar kulit dan membuatnya membengkak.
Namun peneliti telah mengetahui sejak tahun 1930-an bahwa efek tersebut tidak terjadi bila ada kerusakan saraf pada jari tangan.
Hal ini menunjukkan bahwa perubahan merupakan reaksi yang tidak disengaja oleh sistem saraf otonom tubuh - sistem yang juga mengontrol pernapasan, detak jantung, dan keringat.
Padahal, kerutan khas tersebut disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah di bawah kulit jari.
Â
Simak video pilihan berikut ini:
Terjadi pada Hewan Lain?
Pada 2011, Mark Changizi, ahli saraf evolusioner di 2AI Labs di Boise, Idaho, dan rekan-rekannya, menyebut bahwa kerutan -- sebagai proses aktif -- pasti memiliki fungsi evolusioner.
Tim juga menunjukkan bahwa pola kerutan tampaknya dioptimalkan untuk menyediakan jaringan drainase yang meningkatkan cengkeraman.
Efek analogi pada jari-jari kaki dapat membantu kita mendapatkan pijakan yang lebih kuat di tengah hujan.
Changizi mengatakan bahwa hasil tersebut memberikan bukti bahwa ini ada tujuannya.
Apa yang masih harus dilakukan?
Changizi menyebut perlu memeriksa apakah kerutan serupa terjadi pada hewan lain yang akan memperoleh keuntungan yang sama.
"Saat ini kami tidak tahu siapa yang memilikinya, selain manusia dan kera."
Advertisement