Sukses

Jelang Pelantikan Joe Biden, Retno Marsudi: RI Siap Jalin Kerja Sama dengan AS

Menteri Luar Negeri RI menyampaikan harapan di bawah kepemimpinan Joe Biden sebagai presiden Amerika Serikat.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menyatakan RI siap bekerja sama dengan Amerika Serikat di bawah administrasi baru Joe Biden.

"Kita siap menjalin kerja sama yang kokoh dengan administrasi baru Amerika Serikat," ujar Menlu Retno Marsudi dalam acara yang digelar oleh salah satu stasiun tv swasta, Rabu (20/1/2021).

"Saya ucapkan selamat bagi Joe Biden dan Kamala Harris serta warga Amerika Serikat," tambahnya.

Dalam pernyataannya, Retno Marsudi menyatakan bahwa Amerika Serikat merupakan mitra strategis dan penting bagi Indonesia.

"Kedua negara memiliki kesamaan nilai, demokrasi, toleransi, hak asasi, rule of lawa dan lainnya," ujar Retno Marsudi.

"Ke depan kita berharap ada hubungan yang lebih kokoh dan saling menguntungkan."

Menyorot soal keadaan dunia saat ini, ada harapan yang disampaikan Indonesia. Amerika Serikat diharapkan bisa menunjukkan kepemimpinannya secara global agar tercipta dunia yang lebih baik

Komitmen AS menurut Retno Marsudi sangat ditunggu dan diperlukan dunia. Administrasi baru di bawah Joe Biden juga diharapkan bisa menciptakan ke stabilan dunia.

Retno Marsudi menyinggung peran AS dalam penyelesaian konflik Palestina dan Israel yang adil.

Simak video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Pelantikan Joe Biden

Hingga saat ini, persiapan jelang pelantikan Joe Biden sebagai presiden Amerika Serikat masih berlangsung.

Penjagaan di Capitol Hill juga terlihat. Dalam video siaran langsung, Joe Biden juga terlihat hadir. Ia ditemani oleh Jill Biden. Keduanya menggunakan masker di tengah situasi pandemi COVID-19.

Sebelum pelantikan, Joe Biden sempat menulis cuitan di akun Twitter resminya @JoeBiden.

"It's a new day in America," tulisnya yang berarti "Ini hari baru di Amerika."

Pelantikan presiden terpilih Joe Biden akan dimulai 10:30 ET (15:30 GMT) dan akan berlangsung dengan pasukan keamanan atau garda nasional yang belum pernah terjadi sebelumnya, setelah insiden penyerbuan gedung Capitol Hill AS pada 6 Januari.