Liputan6.com, Haifa - Kapal selam Angkatan Laut Israel, INS Dakar, yang membawa 69 pelaut, menghilang pada 25 Januari 1968 dan tidak pernah terlihat lagi. Nasib pasti kapal itu masih menjadi misteri sampai hari ini.
Dakar dibuat pada puncak Perang Dunia II oleh H.M. Dockyard di Britania Raya dan ditugaskan sebagai HMS Totem oleh angkatan laut Inggris pada tahun 1943.
Advertisement
Baca Juga
Setelah perang, kapal selam itu dimodifikasi dengan menambahkan 12 kaki ke panjangnya dan menghapus beberapa dek senjatanya.
Israel membeli kapal selam itu, bersama dengan dua kapal serupa lainnya dari Inggris pada tahun 1965.
Pada 10 November 1967, angkatan laut Israel secara resmi meluncurkannya dengan nama INS Dakar. Setelah tes di dekat Skotlandia, Dakar dijadwalkan melakukan perjalanan ke Haifa di Israel untuk upacara resmi pada awal Februari 1968.
Simak video pilihan berikut:
Hilang
Ketika INS Dakar bergerak menuju Haifa, seharusnya kapal itu dijadwalkan memberikan sinyal radio atas posisinya ke pusat komando di Israel setiap hari.
Ketika melewati Gibraltar dan pindah ke Laut Mediterania, Letnan Komandan Ya'acov Ra'anan, yang bertanggungjawab atas Dakar, meminta izin untuk tiba di Haifa awal pada 28 Januari.
Namun pada 24 Januari, Dakar melewati pulau Kreta dan mengirim radio posisinya untuk terakhir kalinya.
Ada sinyal tambahan dari Dakar tepat setelah tengah malam pada 25 Januari dan kemudian - tidak ada. Lenyap bak hilang ditelan laut Bumi.
Setelah kapal selam melewatkan sinyal terjadwalnya, upaya yang gagal dilakukan untuk menghubungi Dakar sepanjang hari.
Hari berikutnya, operasi pencarian dan penyelamatan internasional dimulai. Pasukan dari Amerika Serikat, Yunani, Turki dan Lebanon semuanya mencoba menemukan Dakar selama lima hari, sebelum akhirnya menyerah.
Israel melanjutkan pencarian sendiri hingga 4 Februari 1968.
Terlepas dari beberapa spekulasi bahwa kapal selam itu sengaja disinir, keberadaan Dakar masih menjadi misteri.
Israel menyatakan setiap tanggal 4 Maret sebagai hari berkabung nasional dan dinyatakan bahwa semua 69 pelaut di atas kapal Dakar dianggap tewas di bawah hukum agama Yahudi. Sebuah monumen untuk kru kemudian dibangun di Gunung Herzel di Yerusalem.
Advertisement