Liputan6.com, Shandong - Total 11 orang dilaporkan masih terjebak di tambang bawah tanah di China pada kedalaman 500 meter lebih, setelah mereka terperangkap akibat ledakan yang menutup terowongan masuk ke tambang emas Hushan di provinsi Shandong pada 10 Januari 2021
Satu lainnya --atau korban ke-12-- yang diketahui terjebak sendirian pada kedalaman 600 meter lebih, dilaporkan telah meninggal.
Penyebab ledakan yang menyegel pintu masuk tambang masih belum diketahui.
Advertisement
Operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) masih dilakukan hingga hari ini dan diperkirakan akan terus berlangsung hingga dua pekan ke depan --kata tim penyelamat, dikutip dari BBC, Sabtu (23/1/2021).
Pihak berwenang melakukan kontak dengan 11 penambang yang masih hidup seminggu setelah ledakan.
Tim penyelamat telah mengebor lubang kecil untuk memasok makanan dan obat-obatan kepada para korban.
Namun, nasib pasti seluruh korban masih tidak jelas. Belum ada komunikasi merinci antara tim penyelamat dengan seluruh korban pada saat pasokan itu mulai dikirimkan. Kondisi pasti para korban masih belum terbaca
Kontak terakhir dengan para korban adalah beberapa hari sebelumnya, di mana tim berkomunikasi dengan seorang penambang lain yang turut terjebak dan mendapat informasi bahwa total 11 orang masih hidup. Namun sejak itu, tim telah kehilangan kontak dengannya.
Simak video pilihan berikut:
Proses Penyelamatan
Saat ini, operasi penyelamatan dilakukan dengan memperlebar poros sempit untuk membuatnya cukup besar guna mengangkat para penambang keluar.
Namun, pengeboran terbukti sulit karena perlu melewati granit yang sangat keras dan para penambang terjebak jauh dari permukaan.
Penyelamat menghadapi masalah tambahan bahwa tambang tergenang air dan ada risiko ruang di mana para penambang bisa terjebak banjir.
"Hambatannya terlalu besar, yang berarti kita membutuhkan setidaknya 15 hari lagi atau bahkan lebih untuk menjangkau para penambang," Gong Haitao, wakil kepala departemen publisitas setempat, mengatakan.
Puing-puing yang berdiri di jalan beratnya sekitar 70 ton, tambahnya.
Kecelakaan pertambangan tidak jarang terjadi di Tiongkok, di mana peraturan keselamatan industri dapat diberlakukan dengan buruk. Pada Desember 2020, 23 penambang meninggal setelah kebocoran karbon monoksida di tambang batu bara.
Pada September 2020, 16 pekerja tewas di tambang lain di pinggiran Chongqing, juga karena karbon monoksida. Pada Desember 2019, ledakan di sebuah tambang batu bara di provinsi Guizhou, China barat daya, menewaskan sedikitnya 14 orang.
Advertisement