Sukses

Salah Bicara, Ketua Senat AS: Donald Trump Picu Ereksi

Ketua Senat AS menyebut Donald Trump picu ereksi saat membahas pemakzulan. Ia buru-buru membetulkan ucapannya.

Liputan6.com, Washington, D.C. - Momen canggung terjadi di Senat Amerika Serikat (AS). Ketua Senat AS Chuck Schumer tak sengaja menyebut Donald Trump picu ereksi. Hal itu terjadi saat debat jadwal sidang pemakzulan.

Senator berusia 70 tahun itu sebetulnya ingin berkata insurrection (yang secara harafiah berarti pemberontakan), tetapi ia malah menyebut erection yang berarti ereksi.

"Jangan salah. Akan ada pengadilan, dan ketika pengadilan selesai, Senat akan memutuskan apakah mereka percaya Donald John Trump memicu ereksi (erection) ... insureksi (insurrection) terhadap Amerika Serikat," kata Senator Schumer pada Jumat (22/1) waktu setempat.

"Make no mistake, there will be a trial and when that trial ends senators will have to decide if they believe Donald John Trump incited the erection ... insurrection against the United States."

Insurrection yang dimaksud adalah dugaan Donald Trump sengaja mengerahkan massa ke Capitol Hill untuk mengganggu pengesahan hasil pemilu AS yang memenangkan Joe Biden..

Donald Trump mengaku turut mengecam para perusuh, tetapi Partai Demokrat bersikeras ia bertanggung jawab karena retorikanya.

Jika Trump berhasil dimakzulkan, maka ia tidak akan bisa maju ke pilpres AS 2024.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Debat Soal Jadwal Pemakzulan Donald Trump

Senat Amerika Serikat (AS) sedang berdebat mengenai jadwal pemakzulan mantan Donald Trump. Meski Trump sudah turun jabatan, pemakzulan ini akan membuatnya tak bisa lagi memegang jabatan publik.

Dilaporkan AP News, Ketua Senat Chuck Schumer berkata sidang pemakzulan Donald Trump akan dimulai pada 8 Februari 2021. 

"Senat akan melaksanakan pengadilan pemakzulan Donald Trump. Itu akan menajdi pengadilan penuh, pengadilan yang adil," ujar Senator Schumer dari Partai Demokrat pada Jumat (22/1) waktu setempat.

Schumer mengaku telah mendengar bahwa Partai Republik menyebut pemakzulan Donald Trump tidak sah, sebab Trump sudah tidak lagi menjabat.

Argumen itu ditepis oleh Schumer. Ia menyebut banyak pakar konstitusi yang berkata sidang pemakzulan bisa dilakukan.

"Tidak masuk akal bahwa presiden atau pejabat apapun isa melakukan kejahabat besar pada negara kita kemudian diizinkan mundur agar menghindari akuntabilitas dan usaha untuk melarangnya memegang jabatan di masa depan," kata Schumer.

Pemimpin oposisi, Senator Mitch McConnell, meminta agar ada pengadilan yang adil. Namun, ia menyarankan agar sidangnya pada 11 Februari mendatang agar Senat bisa lebih bersiap.