Liputan6.com, Wellington- Selandia Baru telah melaporkan kasus pertama Virus Corona COVID-19 di luar fasilitas karantina setelah lebih dari dua bulan.Â
Sejauh ini, belum adanya bukti langsung yang menunjukkan bahwa virus tersebut menyebar di antara masyarakat Selandia Baru.
Baca Juga
Direktur Jenderal Kesehatan Selandia Baru Ashley Bloomfield mengatakan pada Minggu (24/1) bahwa kasus COVID-19 itu dialami oleh seorang wanita berusia 56 tahun yang baru saja pulang dari Eropa.
Advertisement
Seperti para pelancong yang pulang lainnya, pasien tersebut menjalani karantina selama 14 hari dan dua kali dites negatif COVID-19 sebelum pulang ke rumahnya pada 13 Januari lalu.Â
Pasien itu kemudian mengalami gejala dan dites positif COVID-19.
Bloomfield menyatakan bahwa para pejabat kesehatan Selandia Baru akan melakukan pengujian genom, tetapi juga menduga bahwa kasus tersebut adalah varian COVID-19 yang lebih menular.
Disebutkannya juga bahwa mereka sedang menyelidiki untuk melihat kemungkinan bila pasien tersebut tertular dari pelancong lain yang pulang dan tinggal di fasilitas karantina yang sama, demikian seperti dikutip dari Channel News Asia, Minggu (24/1/2021).
Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
Upaya Pelacakan Kontak dan Tes COVID-19
Bloomfield juga menuturkan bahwa para pejabat kini sedang meningkatkan upaya pelacakan kontak dan pengujian, serta berharap memiliki lebih banyak informasi tentang kasus infeksi baru tersebut.
Sejauh ini, Selandia Baru hanya memiliki 1.927 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi.
Tetapi dengan pandemi yang menyebar luas secara global, ada banyak orang yang pulang ke Selandia Baru dengan infeksi termasuk varian baru COVID-19 dari Inggris dan Afrika Selatan - meningkatkan kekhawatiran virus dapat menyebar di antara masyarakat.
Pada Minggu (24/1), ada delapan infeksi baru COVID-19 di Selandia Baru, yang terjadi pada para pelancong yang kembali dan sedang dikarantina di perbatasan.
Penambahan itu menjadikan total kasus COVID-19 aktif di antara mereka yang dikarantina menjadi 79 orang, kata Kementerian Kesehatan Selandia Baru dalam pernyataan terpisah.
Advertisement