Liputan6.com, Jakarta - Full Wolf Moon atau Bulan Purnama Serigala diprediksi oleh ahli akan tampak pada tanggal 28 Januari 2021.
Untuk melihat "Bulan Serigala", profesor astronomi Universitas York, Paul Delaney mengatakan bahwa pengamat hanya perlu melihat ke ufuk timur.
Dia menambahkan, meski langit tidak sepenuhnya cerah, kecerahan Bulan Purnama Serigala akan tetap bersinar, demikian dikutip dari laman ctvnews, Rabu (27/1/2021).
Advertisement
Baca Juga
Menurut NASA, "Bulan Purnama Serigala" akan mencapai puncaknya pada 28 Januari, muncul di seberang matahari pada pukul 14.16. EST atau 02.16 WIB (29 Januari). Namun, para astronom mengatakan bulan hanya akan terlihat dengan mata telanjang setelah matahari terbenam sekitar pukul 17.30 EST, dan akan tetap penuh hingga dini hari Jumat pagi.
"Itu (Full Wolf Moon) akan terjaga sepanjang malam sehingga benar-benar tidak mungkin terlewatkan jika Anda menyaksikan cakrawala timur," kata Delaney.
"Tentu saja [bulan] akan tampak lebih besar di cakrawala - itulah yang kita sebut ilusi bulan - saat ia seperti berjalan melewati pepohonan dan rumah, tetapi ia akan naik ke langit, dan akan terjaga sepanjang malam," tambahnya.
Jika Anda bangun pagi, Delaney menyarankan agar orang Kanada melihat ke langit barat selama dini hari untuk melihat sekilas bulan sebelum matahari terbit.
Dia juga merekomendasikan siapa pun yang berharap mengabadikan momen tersebut, maka diminta untuk mematikan flash kamera mereka.
Delaney mengatakan kecerahan "Wolf Moon" akan membuatnya mudah terlihat dengan mata telanjang, tapi teropong akan mengungkapkan detail lebih banyak.
"Tidak ada bantuan optik yang dibutuhkan untuk melihat bulan. Teropong atau teleskop, mereka meningkatkan apa yang Anda lihat dari segi detail sehingga Anda benar-benar dapat mulai melihat beberapa kawah di satelit itu dengan lebih jelas,".
Sementara "Bulan Purnama Serigala" mungkin tampak sangat cerah, Delaney mengatakan "tidak ada bahaya melihat bulan purnama."
Dia mengatakan hal terburuk yang mungkin terjadi adalah sedikit "buta akibat kecerahan langit".
"Karena Anda telah melihat objek yang begitu terang, pupil Anda telah membesar. Ketika Anda tidak lagi melihat objek yang terang itu, semua yang ada di sekitar Anda terlihat gelap. Itu hanya mata Anda, tidak berbahaya bagi tubuh," kata Delaney.
Simak video pilihan di bawah ini:
Sebutan Lain untuk Wolf Moon
Delaney mengatakan "Bulan Purnama Serigala" adalah nama paling umum untuk bulan purnama di bulan Januari, tetapi juga memiliki banyak nama lain yang diberikan kepadanya oleh berbagai budaya termasuk "Bulan Roh", "Bulan Angsa", dan "Bulan Es," dan lainnya.
"Setiap bulan ada bulan purnama dan ada nama yang melekat pada setiap bulan purnama itu. Secara harfiah, setiap budaya Pribumi di planet ini memiliki nama untuk bulan purnama," kata Delaney.
Menurut Old Farmer's Almanac, beberapa suku menamai bulan purnama Januari sebagai "Bulan Serigala" setelah mendengar serigala melolong lebih sering selama periode musim dingin ini daripada musim lainnya, kemungkinan karena kurangnya sumber makanan.
"Wolf Moon adalah nama sejarah dan, seperti namanya, dikaitkan dengan serigala yang tentu saja merupakan hewan nokturnal, jadi mereka sering keluar termasuk di musim dingin," kata Delaney.
Menurut NASA, bulan purnama terjadi kira-kira setiap 29,5 hari, yang merupakan panjang dari satu siklus bulan. Bulan purnama berikutnya, yang dijuluki "Bulan Salju", akan terlihat pada 27 Februari.
Advertisement