Liputan6.com, Jakarta - Sudah setahun pandemi Virus Corona COVID-19 melanda dunia. Selain manusia, menurut satu kelompok peneliti, kucing dan anjing mungkin membutuhkan vaksin untuk mencegah COVID-19 kembali mewabah.
SARS-CoV-2, Virus Corona penyebab COVID-19, diketahui menginfeksi sejumlah hewan selain manusia, termasuk kucing, anjing, cerpelai, harimau, dan gorila.
Namun, saat ini para ilmuwan tidak menganggap hewan berpotensi besar dalam menyebarkan virus ke manusia, dan menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), laporan COVID-19 pada hewan peliharaan jarang terjadi, seperti dikutip dari Live Science, Kamis (28/1/2021) .
Advertisement
Namun, penelitian terbaru yang diterbitkan 25 Januari 2021 di jurnal Virulence menyatakan, hewan yang menjadi reservoir atau sumber penularan, dapat menimbulkan risiko bagi manusia di masa mendatang karena ada potensi virus berevolusi pada spesies tersebut dan menyebar kembali ke manusia.
Saksikan Juga Video Berikut Ini:
Vaksin untuk Beberapa Spesies
Kevin Tyler, pemimpin redaksi Virulence mengatakan, "Risikonya adalah, selama ada reservoir besar ini, ia mulai berpindah ... dari hewan ke hewan, dan kemudian mulai mengembangkan strain khusus hewan. Kemudian, virus dapat menyebar kembali ke populasi manusia dan berakhir dengan virus baru yang terkait, yang menyebabkan semuanya terulang kembali."
Dengan demikian, "terpikirkan bahwa vaksinasi beberapa spesies hewan peliharaan mungkin juga diperlukan untuk mengekang penyebaran infeksi," tulis para peneliti.
Namun, hal ini baru gagasan untuk dipertimbangkan lagi di masa depan, peneliti juga tidak menyerukan untuk memvaksinasi anjing dan kucing terhadap COVID-19 saat ini.
"Penting untuk ditekankan bahwa kami tidak melihat penularan selanjutnya pada kucing atau anjing saat ini dan pemilik tidak perlu mempertimbangkan untuk memvaksinasi (hewan peliharaan) saat ini, tetapi kami harus bersiap untuk itu sebagai kemungkinan di beberapa tahap," kata Tyler.
Advertisement
Cerpelai Wajib Divaksin
Saat ini, U.S. Department of Agriculture (USDA) tidak memberikan persetujuan untuk lisensi vaksin COVID-19 hewan peliharaan, karena data tidak menunjukkan bahwa vaksin tersebut memiliki nilai.
"Perusahaan masih bebas untuk melakukan penelitian dan pengembangan pada vaksin ini ... tetapi tanpa lisensi, mereka tidak dapat menjual atau mendistribusikannya," kata juru bicara USDA Joelle Hayden.
Namun terdapat pengecualian vaksin COVID-19 untuk hewan cerpelai, karena telah ada penyakit dalam jumlah besar di peternakan cerpelai dan menyebarkannya kembali ke manusia dalam beberapa kasus.
Menurut The New York Times, USDA menerima aplikasi lisensi untuk vaksin COVID-19 untuk cerpelai, dan para peneliti di AS dan Rusia saat ini sedang mengembangkan vaksin untuk cerpelai.
Lebih luas lagi, peneliti menyerukan penggunaan berkelanjutan atas langkah-langkah kesehatan dan keselamatan yang ketat untuk mengurangi transmisi dan evolusi varian SARS-CoV-2 baru.
"Melanjutkan upaya kesehatan masyarakat untuk mendorong vaksinasi serta terus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang tepat, seperti penutup yang tepat dan menjaga interaksi sosial yang aman, adalah yang paling penting," kata mereka.
Reporter: Veronica Gita
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Advertisement