Sukses

Haruskah Hewan Peliharaan Disuntik Vaksin COVID-19?

Ilmuwan menyarankan agar hewan peliharaan disuntik vaksin COVID-19.

Liputan6.com, London - Kasus hewan tertular COVID-19 telah terjadi di berbagai negara. Hewan yang dinyatakan positif corona mulai dari harimau, gorila, hingga kucing.

Ilmuwan dari Inggris dan Amerika Serikat lantas memunculkan gagasan agar vaksin COVID-19 juga diberikan ke hewan peliharaan.

"Vaksinasi ke beberapa beberapa spesies hewan yang dipelihara mungkin saja diperlukan untuk mencegah penyebaran infeksi," tulis ilmuwan dari Universitas East Anglia, Earlham Institute, dan Universitas Minnesota, seperti dilaporkan Yahoo! News, Rabu (27/1/2021).

Pandangan itu diberikan para ilmuwan di editorial jurnal Virulence yang berfokus pada mikrobiologi dan imunologi.

Para ilmuwan menyebut potensi evolusi virus di tubuh hewan yang kemudian tertular ke manusia bisa menimbulkan risiko kesehatan jangka panjang.

Hingga kini, belum ada kasus COVID-19 yang ditularkan hewan ke manusia, tetapi ilmuwan berkata lebih baik waspada.

"Masuk akal untuk mengembangkan vaksin bagi hewan peliharaan rumah, hewan domestikasi, sebagai kesiagaan untuk mengurangi risiko," ujar Cock van Oosterhout, profesor evolutionary genetics di Universitas East Anglia.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 4 halaman

Vaksin untuk Hewan

Profesor Cock van Oosterhout berkata membuat vaksin untuk hewan adalah gagasan yang bagus. Ia menyebut Rusia sudah mulai melakukannya.

"Yang menarik adalah Rusia sudah mulai mengembangkan vaksin untuk hewan," ujar Prof. Oosterhout. Namun, ia berkata informasi mengenai vaksin itu masih sangat sedikit.

Para ilmuwan menulis di Virulence bahwa SARS-CoV-2 bisa berevolusi pada tubuh hewan sehingga bisa memberikan risiko jangka panjang pada kesehatan masyarakat.

Selain itu, penggunaan vaksin pada hewan diharapkan bisa mencegah potensi peristiwa spillback (penularan balik).

"Meski kampanye vaksin melawan Sars-CoV-2/COVID-19 sedang dilaksanakan di seluruh dunia, varian-varian virus baru kemungkinan terus berkembang yang memiliki potensi untuk melanda populasi manusia," tulis para ilmuwan.

3 dari 4 halaman

Vaksinasi COVID-19 di Indonesia

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, vaksinasi COVID-19 masyarakat bisa dimulai pertengahan Februari 2021. Hal ini bersamaan dengan vaksinasi COVID-19 untuk TNI-Polri dan petugas pelayanan publik.

"Pertama, memang (vaksinasi COVID-19) diprioritaskan untuk tenaga kesehatan. Kemudian berikutnya TNI, Polri, dan petugas pelayanan publik serta masyarakat,

"Nah, ini (masyarakat) nanti berbarengan pada pertengahan Februari 2021. Ya, Saya kira (pertengahan Februari 2021), sudah bisa masuk ke sana," kata Jokowi usai menerima vaksin COVID-19 dosis kedua di Istana Kepresidenan, Jakarta pada Rabu, 27 Januari 2021 pagi. 

Di tahap awal, vaksinasi COVID-19 di Indonesia tengah dilakukan pada tenaga kesehatan seperti dokter dan perawat. Jokowi mengatakan sudah sekitar 250 ribu tenaga kesehatan yang menerima vaksin COVID-19.

Ia mengakui di awal-awal pelaksanaan vaksinasi COVID-19 masih sedikit jumlah tenaga kesehatan yang divaksin tiap harinya. Namun, Jokowi yakin lewat manajemen lapangan yang baik hal baik suatu hari target jumlah orang yang divaksin setiap hari bisa mencapai 900 ribu orang.

"Itu perlu waktu dan manajemen lapangan yang lebih baik. Itu yang saya sampaikan ke Menkes (Budi Gunadi Sadikin)," tuturnya. 

Di kesempatan itu, Jokowi juga berpesan agar masyarakat mematuhi protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak) meski sudah divaksin.

"Jangan lupa protokol kesehatan dijaga secara disiplin, ya memakai masker, mencuci tangan, jaga jarak itu penting. Kuncinya juga ada di situ (3M), menjaga protokol kesehatan. Hindari kerumunan dan kurangi mobilitas," pesan Jokowi.

4 dari 4 halaman

Infografis COVID-19: