Liputan6.com, Jakarta Total kasus COVID-19 di dunia telah mencapai 100 juta, berdasarkan data Johns Hopkins University, Kamis (28/1/2021). Pasien meninggal sebanyak 2,1 juta dan 55,6 juta dinyatakan sembuh.
10 negara dengan kasus COVID-19 terbanyak adalah:
Advertisement
Baca Juga
1. Amerika Serikat: 25,5 juta
2. India: 10,6 juta
3. Brasil: 8,9 juta
4. Rusia: 3,73 juta
5. Inggris: 3,72 juta
6. Prancis: 3,1 juta
7. Spanyol: 2,6 juta
8. Italia: 2,5 juta
9. Turki: 2,4 juta
10. Jerman: 2,1 juta
Kasus Indonesia juga sudah tembus 1 juta. Itu menjadikan Indonesia negara pertama di Asia Tenggara dan Asia Timur yang menembus treshold sejuta. Posisi Indonesia saat ini berada di nomor 19 dunia.
Negeri jiran Malaysia mencatat 194 ribu kasus dan sedang lockdown.
Di Timur Tengah, kasus di Arab Saudi tercatat berjumlah 367 ribu dan Uni Emirat Arab mendata 289 ribu kasus.
Sementara, kasus di China masih belum menembus 100 ribu. Kasus di negara itu kini berjumlah 99 ribu.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Pemerintah RI Sudah Bayar Rp 633 Miliar untuk Vaksin COVID-19 dari China
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengaku sudah mengeluarkan anggaran sebesar Rp633,8 miliar untuk membayar vaksin COVID-19 dari Sinovac. Pembayaran telah dilakukan Desember lalu.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pembayaran dilakukan pemerintah itu baru untuk 3 juta dosis vaksin yang telah masuk ke Indonesia pada akhir tahun lalu. Vaksin itu juga sudah digunakan untuk vaksinasi tahap satu pada 13 Januari 2021.Â
"Untuk vaksinasi, tahun 2020 kemarin kita sudah anggarkan untuk 3 juta vaksin Sinovac Rp 633 miliar dan sudah dibayarkan Desember lalu," ujarnya dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (27/1).
Sementara itu, untuk total anggaran vaksin, pihaknya memperkirakan akan mencapai Rp73 triliun. Anggaran ini terdiri dari Rp64 triliun untuk pengadaan vaksinnya dan Rp 9,1 triliun untuk menjalankan program vaksinasinya.
"Ini estimasi yang harus kita penuhi," kata dia.
Bendahara Negara itu menambahkan, untuk memenuhi anggaran vaksin dan vaksinasi, pemerintah juga akan menggunakan sisa anggaran tahun lalu. Selain itu juga memanfaatkan dari refocusing anggaran yang dilakukan di tahun ini.
"Ini harus kita penuhi. Dari pencadangan 2020 kita miliki sekitar Rp50 triliun dan sebagian dari realokasi dan refocusing," jelasnya.
Advertisement
Jokowi Disuntik Vaksin COVID-19 Dosis Kedua: Sama Seperti 2 Minggu Lalu, Tidak Terasa
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapat suntikan vaksinasi COVID-19, Rabu 27 Januari di kawasan Istana Kepresidenan Jakarta. Ini adalah suntikan kedua.Â
Sebelumnya, Jokowi telah menerima vaksinasi COVID-19 dosis pertama pada 13 Januari 2021. Dirinya menjadi orang pertama di Indonesia yang menerima vaksin produksi Sinovac.
Jokowi bilang, vaksinasi kedua ini rasanya tidak jauh berbeda dengan vaksinasi pertama.
"Setelah vaksinasi pertama di 13 Januari atau 2 minggu yang lalu, saya mendapat suntikan ke-2. Sama seperti yang dilakukan 2 minggu lalu, tidak terasa," ujar Jokowi.
Saat vaksinasi pertama, 2 jam kemudian Presiden merasakan pegal-pegal. "Sekarang saya kira sama saja, setelah itu bisa aktivitas kemana-mana," katanya.
Adapun, Vaksin CoronaVac yang diproduksi oleh perusahaan farmasai asal China, Sinovac, memerlukan dua kali penyuntikan, masing-masing sebanyak 0,5 milimeter dengan jarak waktu 14 hari.
Infografis COVID-19:
Advertisement