Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Virus Corona COVID-19 membawa perubahan yang cukup signifikan dalam kehidupan, salah satunya tren fesyen saat ini yaitu menggunakan masker. Berfungsi menjaga diri sendiri dan orang-orang sekitar dari infeksi virus.
Namun tidak hanya soal penampilan yang menarik dengan mengunakan masker, pemilihan masker yang hendak digunakan juga harus memperhatikan efektivitasnya dalam melindungi diri dari virus COVID-19 di lingkungan tempat Anda berada.
Laporan CNN, Kamis (28/1/2021), mengutip Wakil Direktur di National Personal Protective Technology Laboratory, Jonathan Szalajda menyebutkan harus ada sebuah panduan tentang cara membantu masyarakat memilih masker yang tepat.
Advertisement
Bekerja sama dengan lembaga pemerintah, pemangku kepentingan industri dan ASTM International, sebuah organisasi standar teknis internasional, standar masker diterapkan. Mulai dari soal efisiensi filter, ukuran dan kesesuaian, pembersihan, dan periode penggunaan atau penggunaan kembali yang direkomendasikan.
Berikut ini sejumlah jenis masker dan kesesuaian tempat penggunaanya, yang baik digunakan demi menghadang infeksi Virus Corona COVID-19:
Saksikan Juga Video Berikut Ini:
1. Masker N95
Masker ini terbuat dari serat yang dibentuk dengan muatan listrik yang dapat menyaring virus.
Penelitian telah menunjukkan bahwa masker tipe N95 saat ini paling unggul dalam hal penyaringan partikel besar dan kecil.
Masker dalam kategori ini juga dikenal sebagai "respirator penutup wajah penyaringan" atau "respirator sekali pakai".
Masker jenis N95 ini juga memiliki daya tahan terhadap virus yang jauh lebih tinggi, daripada masker bedah atau kain sederhana. Meski demikian, sulit bernapas kala menggunakan jenis ini.
N95 tersedia dalam berbagai ukuran untuk mengakomodasi berbagai bentuk wajah. Ketika dipasang ke wajah pemakainya dan dikenakan dengan benar, masker tipe N95 dapat menjebak 95% partikel sekitar 0,3 mikron, menurut penelitian.
SARS CoV-2 bisa berukuran sekecil 0,1 mikron - sekitar 4 sepersejuta inci.
Meskipun tampaknya filter N95 akan melewatkan partikel kecil COVID, namun tidak demikian. Sebagian besar virus keluar dari paru-paru yang terbungkus di dalam tetesan pernapasan yang lebih besar, biasanya lebih besar dari 0,3 mikron.
Bahkan yang menjadi aerosol mudah ditangkap. Karena fenomena alam yang disebut gerakan Brown, partikel kecil seperti itu tidak bergerak dalam garis lurus. Sebaliknya, mereka memantul secara zigzag dan dengan mudah terperangkap dalam filter elektrostatis N95.
Sementara beberapa ahli menyerukan peluncuran masker N95 secara nasional, masker tersebut saat ini disediakan untuk profesional perawatan kesehatan di garis depan perawatan pasien COVID-19. Hal itu sebagian karena kurangnya pasokan masker tersebut, yang dirancang untuk dipakai sekali dan dibuang, tetapi juga karena pelatihan yang diperlukan untuk memasang dan memakai masker dengan benar.
"Dalam lingkungan perawatan kesehatan, ada keuntungan karena ada tingkat pelatihan yang canggih untuk memberi tahu orang-orang bagaimana memakai respirator dengan benar yang tidak ada di tempat umum," kata Szalajda dari NPPTL.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), berikut ini beberapa masker 'respirator' lain yang juga memenuhi atau melampaui tingkat kemanjuran 95% dari virus:
- Masker N99
- Masker N100
- Masker R95
- Masker R99
- Masker R100
- Masker P95
- Masker P99
- Masker P100
Beberapa perangkat ini - yang terlihat seperti masker gas - telah menerima otorisasi penggunaan darurat dan dapat digunakan dalam pengaturan non-bedah selama kekurangan masker N95.
Advertisement
2. Masker FFP2
Menanggapi penyebaran virus COVID-19 yang lebih menular, beberapa negara Eropa mewajibkan penggunaan masker FFP1 dan FFP2, yang merupakan singkatan dari Filtering Facepiece Respirator.
Filter FFP1 memiliki efisiensi penyaringan minimal 80%, FFP2 94% efektif, dan FFP3 99% efektif melawan penyakit infeksi yang ditularkan melalui udara.
Negara bagian Bavaria di Jerman mengamanatkan agar warganya menggunakan masker FFP2 saat berbelanja di toko dan bepergian dengan transportasi umum.
Pemerintah Jerman dan Prancis kemudian mengikuti langkah itu, mewajibkan semua orang di negara itu untuk mengenakan masker FFP1 atau FFP2 saat bekerja, di toko, atau bepergian dengan transportasi umum.
Perusahaan 3M, yang membuat banyak respirator facepiece filter, mengeluarkan dokumen yang membandingkan respirator N95 dan FFP2 Eropa dengan KN95 China, P2 Australia-Selandia Baru, Kelas 1 Korea dan DS2 Jepang dan menemukan semuanya "serupa" berkaitan dengan "penyaringan partikel berbasis non-minyak seperti yang dihasilkan dari kebakaran hutan, polusi udara PM (partikel kecil) 2.5, letusan gunung berapi, atau bioaerosol (misalnya virus).
"Namun, sebelum memilih respirator," kata dokumen 3M, "pengguna harus berkonsultasi dengan peraturan dan persyaratan perlindungan pernafasan lokal mereka atau memeriksa dengan otoritas kesehatan masyarakat setempat untuk panduan pemilihan masker."
3. Masker KN95
Masker KN95, yang disertifikasi melalui standar China, juga menyaring dan menangkap 95% dari 0,3 partikel mikron.Â
Namun lapisan filter masker N95 adalah 8 kali lipat lebih tebal dan memiliki kepadatan muatan dipol 2 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan makser KN95, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada bulan Desember.
Masker KN95 ini tidak disertifikasi oleh Institut Nasional AS untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja, tetapi beberapa produsen masker KN95 telah diberi persetujuan penggunaan darurat untuk digunakan dalam pengaturan perawatan kesehatan di AS.
Â
Advertisement
4. Masker Bedah
Masker ini dirancang untuk digunakan oleh ahli bedah dan profesional perawatan kesehatan lainnya.
Masker kelas bedah adalah masker sekali pakai yang lebih longgar dan dimaksudkan untuk "membantu memblokir tetesan partikel besar, semprotan, atau percikan yang mungkin mengandung kuman (virus dan bakteri), menjaga itu dari mulut dan hidung anda," menurut Food and Drug Administration (FDA) AS.
FDA menekankan kembali, "masker tersebut tidak menyaring atau memblokir partikel yang sangat kecil di udara yang mungkin ditularkan melalui batuk, bersin, atau prosedur medis tertentu."
Masker bedah hanya sekali pakai, dan jika kotor atau sulit bernapas, masker harus dibuang dan diganti dengan hati-hati, kata FDA.
5. Masker Kain
Pada saat ini, masker yang sering digunakan masyarakat adalah masker kain, yang seringkali dibuat sendiri.
Keefektifan tergantung pada jenis kain yang digunakan dan jumlah lapisan kain, biasanya masker ini bisa efektif hingga 26%.
Menurut penelitian apapun jenis kainnya, carilah kain dengan tenunan yang ketat agar lebih efektif, kemudian bisa juga ditambahkan filter ke masker kain tersebut, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC).
Advertisement
6. Face shield, Bandana, Gaiter, Ski Mask dan Scarf
Menurut CDC, barang-barang tertentu gagal memberikan penghalang yang cukup terhadap COVID-19 dan tidak boleh dipakai sebagai alat perlindungan yang signifikan.
Memakai scarf, ski mask, face shield tanpa masker sangat tidak disarankan sebagai tindakan perlindungan, kata CDC, karena tidak akan melindungi dari droplet.
Â
Reporter: Veronica Gita
Infografis Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya
Advertisement