Liputan6.com, Jakarta- Total infeksi Virus Corona COVID-19 di seluruh dunia pada hari Jumat per pukul 08.45 WIB telah mencapai 101.381.964 kasus, dan 55.991.301 di antaranya telah dinyatakan sembuh berdasarkan COVID-19 Dashboard by the Center for Systems Science and Engineering (CSSE) at Johns Hopkins University.
Total 2.188.566 orang dunia tercatat telah meninggal dunia akibat COVID-19, seperti dikutip dari gisanddata.maps.arcgis.com, Jumat (29/1/2021).
Data Johns Hopkins University juga menunjukkan bahwa India berada di posisi teratas untuk pasien pulih yaitu 10.373.606 lalu disusul Brasil sebanyak 7.979.513.
Advertisement
Infeksi di Amerika Serikat, negara dengan jumlah kasus COVID-19 terbesar di dunia, telah mencapai 25.739.405.
Negara Bagian New York mencatat jumlah pasien sembuh COVID-19 terbanyak di AS, yaitu 124.976 orang pulih.
India, Brasil, Inggris dan Rusia sekarang tercatat sebagai negara dengan kasus infeksi terbesar setelah AS.
India berada di posisi kedua dengan jumlah infeksi Virus Corona COVID-19 terbesar di dunia, sebanyak 10.701.193 kasus.
Selanjutnya, kasus COVID-19 terbesar ketiga di dunia tercatat di Brasil, sebanyak 9.058.687 infeksi.
Melampaui Rusia, Inggris kini berada di posisi keempat di dunia untuk kasus COVID-19 terbanyak, dengan 3.754.448 infeksi dan 9.349 orang sembuh.
Rusia sekarang berada di posisi kelima untuk kasus terbanyak, tercatat memiliki 3.752.548 infeksi dan 3.194.825 orang sembuh.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
2 Kasus Mutasi COVID-19 dari Afrika Selatan Ditemukan di AS
AS untuk pertama kalinya telah mendeteksi kasus mutasi COVID-19 varian dari Afrika Selatan.
Dilaporkan VOA News, terdapat dua kasus mutasi COVID-19 yang terdeteksi di South Carolina.
Meski varian COVID-19 itu dinilai tidak lebih mematikan, tetapi CDC berkata bahwa data awal menunjunkan varian ini bisa menular lebih cepat ketimbang varian lain.
"Ini kemungkinan lebih menyebar luas," ujar Dr. Krukita Kuppalli, dokter penyakit menular di Medical University of South Carolina di Charleston dalam wawancara CBS.
Namun, otoritas kesehatan South Carolina menerangkan bahwa kasus-kasus baru ini tidak terkait dengan travel.
Mutasi virus merupakan hal yang normal. Sebelumnya, AS juga telah mendeteksi mutasi COVID-19 di California.
Selain itu, lebih dari 50 negara juga telah mendeteksi mutasi dari Inggris atau Brasil.
Advertisement