Liputan6.com, Jakarta - Dalam kunjungannya ke Indonesia, Perdana Menteri Malaysia ke-8, Yang Mulia Tan Sri Muhyiddin Yassin mengunjungi Istana Kepresidenan Jakarta dan bertemu dengan Presiden RI, Joko Widodo.
Setelah pertemuan itu, Presiden Jokowi mengatakan; "Dalam pertemuan tadi, kita membahas isu terkait (pengungsi) Rohingya, yang tetap menjadi perhatian kita (Indonesia-Malaysia).Â
"Selain itu, kita juga bertukar pikiran mengenai stabilitas dan keamanan kawasan, saya menekankan bahwa stabilitas akan tercipta, termasuk di Laut China Selatan, bila semua negara menghormati hukum internasional terutama UNCLOS 1982," lanjut Presiden Jokowi dalam pernyataannya, yang disiarkan langsung dalam laman Youtube resmi Sekretariat Presiden RI, pada Jumat (5/2/2021).
Advertisement
PM Muhyiddin Yassin, dalam kesempatan itu membahas isu kudeta militer yang terjadi di Myanmar.Â
"Seperti Indonesia, Malaysia juga memandang serius akan keadaan politik di Myanmar, yang merupakan suatu langkah mundur dalam proses demokrasi di negara tersebut," kata PM Muhyiddin Yassin.Â
Ia melanjutkan, bahwa "Dikhawatirkan juga pergolakan politik di Myanmar dapat mempengaruhi keamanan dan kestabilan di negara ini".
"Sehubungan dengan itu saya setuju agar kedua negara (Indonesia-Malaysia) diberikan mandat untuk mencari kesepakatan supaya suatu musyawarat ASEAN diadakan untuk membahas hal ini lebih mendalam lagi," tambah PM Muhyiddin Yassin.
Saksikan Video Berikut Ini:
Isu bilateral yang Dibahas Presiden Jokowi dan PM Muhyiddin Yassin
Beberapa saat setelah menyampaikan pernyataan kepresidenan, Presiden Jokowi dan PM Muhyiddin Yassin menuju Masjid Baiturrahim untuk melaksanakan salat Jumat.Â
Sekretariat Presiden RI, dalam acara kunjungan PM Muhyiddin Yassin yang disiarkan langsung dalam laman Youtube resmi mereka pada Jumat (5/2/2021), menyampaikan beberapa isu bilateral yang akan diangkat oleh pemerintah Indonesia kepada pemerintah Malaysia.
Salah satunya adalah perlindungan pekerja Migran Indonesia (PMI) di Malaysia, kerja sama ekonomi dan perdagangan, pebatasan, serta pengaturan, dan Travel Corridor Agreement.
"Presiden Jokowi dan PM Muhyiddin juga membahas berbagai isu kawasan dan dunia, termasuk dalam rangka memperkuat kerja sama dalam menangani isu kampanye negatif dan juga upaya penganangan COVID-19 di Tanah Air," kata pihak Sekretariat Presiden RI.
Advertisement