Sukses

Demo Anti-Kudeta Myanmar Masih Berlanjut, 4 Orang Terluka Akibat Peluru Karet

Empat orang terluka akibat tembakan peluru karet karena dalam bentrokan antara demonstran anti-kudeta dan polisi Myanmar.

Liputan6.com, Naypyidaw- Empat orang terluka akibat tembakan peluru karet karena dalam bentrokan antara demonstran dan polisi Myanmar, yang melepaskan tembakan ke udara dan menggunakan meriam air, gas air mata. 

Demonstrasi kini sedang terjadi di seluruh Myanmar, yang menentang kudeta militer. 

Dari empat orang yang terluka, ada seorang wanita yang mengalami luka tembak di bagian kepalanya dan sekarang dalam kondisi kritis, menurut keterangan dari seorang dokter.

Unjuk rasa di Myanmar yang menentang kudeta terhadap pemimpin sipil Aung San Suu Kyi, terjadi selama empat hari berturut-turut, meski di tengah peringatan dari militer bahwa mereka akan mengambil tindakan terhadap demonstrasi yang mengancam "stabilitas".

Di Ibu Kota Naypyidaw, saksi mata mengatakan bahwa polisi menembakkan peluru karet ke pengunjuk rasa setelah sebelumnya melemparkan meriam air.

"Mereka melepaskan tembakan peringatan ke langit dua kali, kemudian mereka menembak (ke arah pengunjuk rasa) dengan peluru karet," kata seorang penduduk setempat kepada AFP, menambahkan bahwa dia juga melihat beberapa orang terluka.

Selain itu, seorang reporter AFP di lokasi demo juga mengkonfirmasi terjadinya tembakan itu.

Seorang warga Myanmar bernama Tun Wai, menceritakan bagaimana ia bergegas menemui putranya yang berusia 23 tahun berada di ruang operasi.

"Anak saya ditembak ketika dia mencoba menggunakan megafon untuk meminta orang-orang melakukan protes secara damai, setelah polisi menggunakan meriam air untuk membubarkan mereka," kata Tun Wai.

"Dia tertembak di bagian punggung.. saya sangat mengkhawatirkannya," lanjutnya, seperti dikutip dari Channel News Asia, Rabu (10/2/2021).

 

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Militer Berlakukan Pembatasan Pertemuan

Sementara di Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar, polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa.

Militer juga telah melarang pertemuan lebih dari lima orang di Yangon, serta Naypyidaw dan daerah lain di seluruh Myanmar di mana demonstrasi besar terjadi, termasuk di Mandalay.

Jam malam juga diberlakukan di area-area sekitar protes.

Pada hari Selasa (9/2), otoritas Myanmar memperluas aturan di mana pertemuan dibatasi, menurut unit informasi militer.

Seorang saksi mata mengatakan kepada Reuters bahwa para demonstran melarikan diri saat tembakan diluncurkan ke udara, tetapi tidak ke arah kerumunan.

Saksi tersebut juga mengatakan bahwa polisi awalnya menggunakan meriam air dan mencoba untuk mendorong kerumunan besar pergi, tetapi para demonstran menanggapinya dengan proyektil.

Rekaman yang beredar di media sosial pun menunjukkan orang-orang berlari, dengan suara beberapa tembakan dari kejauhan.

Polisi Myanmar sejauh ini telah menangkap setidaknya 27 demonstran di Mandalay, termasuk seorang jurnalis, menurut organisasi media domestik.

3 dari 3 halaman