Liputan6.com, Beijing- Otoritas China memproyeksikan bahwa jumlah warga yang mudik untuk merayakan Tahun Baru Imlek 2021 turun sekitar 20 persen dibandingkan 2020 lalu, atau lebih dari 60 persen dari 2019.
Karena tes PCR yang harus dibayar sendiri, semakin banyak warga China yang memilih untuk tidak bepergian untuk melihat keluarga.
Situasi tersebut memunculkan kekhawatiran tempat-tempat wisata pedesaan sepi pengunjung saat musim liburan.
Advertisement
Seperti di Lijiang, kota dataran tinggi di selatan, bulan lalu ketika harus menutup Kota Tua, Situs Warisan UNESCO, karena pandemi COVID-19.
Dilansir Nikkei Asia, Kamis (11/2/2021) Kementerian Transportasi China memperkirakan bahwa hanya 1,15 miliar perjalanan akan terjadi selama 40 hari menjelang liburan Tahun Baru Imlek.
"Kami berencana melakukan perjalanan dengan lebih dari 10 anggota keluarga, tetapi kami membatalkannya tahun ini," ungkap seorang wanita yang bekerja sebagai karyawan perusahaan di Shanghai.
Padahal, keluarganya telah berencana melakukan perjalanan ke daerah pedesaan di Provinsi Zhejiang.
Namun, kota Shanghai telah menyarankan rumah-rumah keluarga dengan anak-anak untuk menghindari bepergian ke luar kota selama libur Imlek.
"Kami tidak punya pilihan selain membatalkan reservasi," katanya.
China memiliki dua hari libur besar yang diperpanjang: Hari Nasional di bulan Oktober, dan Tahun Baru Imlek.
Menyusul sekelompok infeksi Virus Corona di Provinsi Hebei, pemerintah China memberi tahu warga bahwa mereka harus mengurangi pergerakan "sebanyak mungkin".
Warga yang pulang atau bepergian dari kampung halaman mereka diminta untuk menunjukkan sertifikat yang menunjukkan hasil negatif COVID-19.
Selain itu, mereka juga diminta menjalani isolasi diri selama dua pekan sepulangnya dari kampung halaman.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
China akan Perketat Pembatasan untuk Cegah COVID-19
Dewan Negara, Kabinet China menuturkan bahwa pihaknya akan menekan pembatasan yang berlebihan sebagai pencegahan penyebaran COVID-19.
Tes PCR tidak diwajibkan bagi para pelancong oleh pemerintah, selain mereka yang datang dari daerah beresiko tinggi.
Hal itu menunjukkan kekhawatiran pada sektor ekonomi jika pemerintah bertindak lebih jauh, meski adanya upaya pihak berwenang untuk mencegah penularan.
Di Changchun, untuk perayaan Tahun Baru Imlek, ibu kota Provinsi Jilin berencana mendistribusikan kupon senilai 50 juta yuan.
Sementara di Shandong, menawarkan voucher 10 juta yuan yang dapat digunakan untuk perjalanan dan makan.
pusat kota besar seperti Beijing dan China dilaporkan masih ramai seperti biasanya.Meskipun demikian, penduduk dengan penghasilan tinggi tidak diizinkan berpergian ke luar negeri.
Adapun situasi di Shanghai, di mana sebuah hotel mewah di Pulau Chongming menyebut masa liburan Imlek kali ini telah dipesan penuh meski memasang tarif 20 ribu yuan per malam untuk beberapa kamar.
Advertisement