Liputan6.com, Jakarta - Ketika seorang bayi baru lahir, pada bulan-bulan pertama bayi tersebut akan rabun penglihatan, jadi orangtua harus mencoba sesering mungkin untuk melakukan kontak mata dengan bayi mereka.
Dengan cara ini, mereka akan terbiasa dengan wajah-wajah di sekitar mereka.
Baca Juga
Kemudian, di lain waktu, gabungkan berbagai aktivitas seperti melakukan permainan petak umpet, yang merupakan alat hebat untuk pembelajaran awal.
Advertisement
Mengutip dari Bright Side, Sabtu (13/2/2021), ada juga beberapa trik lagi khusus untuk setiap tahap perkembangan yang akan membuat orangtua bersyukur ketika melihat perkembangan anaknya.
1. Umur 0-3 bulan
Saat umur ini, tempatkan bayi tengkurap dan goyangkan lonceng atau mainan di depannya.
Angkat sedikit saja, jangan terlalu banyak, dan amati apakah mereka mengangkat kepala dan bahunya atau tidak, jika tidak dorong mereka untuk melakukannya.
Kapanpun mereka berbaring telentang, tunjukkan sesuatu di kiri, lalu di kanan namun jangan terlalu jauh agar mereka bisa menoleh sebentar, dengan hati-hati.
Hal ini akan sangat bermanfaat bagi bayi, dan untuk menjalani sesi ini hanya perlu waktu 5 menit untuk tengkurap per hari.
Karena dengan demikian akan membangun kekuatan kepala, leher, dan tubuh bagian atas mereka.
Saksikan Video Berikut Ini:
2. Umur 3-6 bulan
Pada usia ini, gendong bayi erat-erat dan hadapkan wajahnya ke hadapan wajah orangtua, sehingga dia dapat menatap mata orangtuanya.
Lakukan kontak mata langsung dengan mereka dan mulailah berbicara, penglihatan mereka masih kabur pada saat ini, jadi mereka akan mencoba memahami wajah.
Mereka mungkin juga akan mencoba meniru suara yang, saat mereka mengoceh, ucapkan kata yang sama lagi.
Kaitkan kata-kata itu dengan ekspresi wajah dan lihatlah sepanjang waktu.
Hal ini membantu mereka belajar tentang bahasa dan komunikasi.
Â
3. Usia 6-9 bulan
Orangtua yang memiliki anak usia ini dapat memasukkan berbagai aktivitas, misalnya bermain peek-a-boo dengan anak.
Bisa dengan menyembunyikan wajah di balik telapak tangan, pakaian, atau bersembunyi di balik bantal atau kursi berlengan, misalnya.
Pada awalnya, mereka akan terkejut sebab yang tadinya hilang menjadi muncul kembali karena mereka tidak begitu mengerti bahwa sebenarnya hanya bersembunyi.
Permainan ini adalah cara yang bagus untuk membentuk pemikiran analitis mereka, karena mereka juga mulai memahami konsep yang disebut ketetapan objek.
Advertisement
4. Usia 9-12 bulan
Mainkan game yang lebih kompleks seperti "petak umpet", misalnya ambil mainan yang membuat kebisingan dan sembunyikan di suatu tempat, di mana mereka bisa meraihnya.
Semangati bayi tersebut untuk mencarinya hanya dengan mendengarkan suaranya dan begitu mereka menemukannya, bertepuk tangan atau rayakan dalam beberapa bentuk.
Permainan ini akan melatih keterampilan pelacakan pendengaran mereka dan juga akan mendorong eksplorasi bayi.
Â
5. Usia 12-15 bulan
Pada tahap ini beri nama setiap benda yang dipegang di tangan dan tunjukkan kepada bayi tersebut.
Tambahkan kata sifat pada setiap kata untuk mendeskripsikannya kemudian ajukan pertanyaan tentang benda tersebut.
Gunakan mainan terbuka seperti kotak karton, wadah, atau balok dalam berbagai bentuk dan warna dan biarkan bayi tersebut bermain dengan bebas namun tetap diawasi.
Keterampilan verbal mereka baru mulai berkembang, dengan permainan di dalam dan di luar ruangan akan membantu anak memahami cara kerja sesuatu.
6. Usia 15-18 bulan
Ambil keranjang cucian dan taruh benda yang berbeda di dalamnya, kemudia cobalah memilih hal-hal yang dapat diambil dengan mudah, tanpa melukai anak.
Mereka mungkin ingin mengeluarkan barang dan memasukkannya kembali, bahkan mungkin mencoba memanjat ke dalam keranjang sendiri.
Ini akan membantu mereka mengembangkan motorik kasar dan keterampilan menyeimbangkan dan juga akan menggunakan imajinasi mereka.
Â
7. Usia 18 bulan - 2 tahun
Minta anak untuk membawakan benda-benda yang berbeda dan menyerahkannya kepada Anda, seperti cangkir atau sendok.
Bicaralah dengan mereka dan berikan kata-kata yang benar-benar menjelaskan benda tersebut kepada anak.
Mereka akan dapat mengaitkan kata dengan objek dan membentuk kalimat lengkap juga keterampilan komunikasi mereka akan sangat meningkat.
Advertisement
8. Usia 2-3 tahun
Bermain parade dengan anak bisa berupa parade hewan, parade mobil, atau bahkan parade boneka.
Minta mereka untuk memposisikan objek sesuai dengan ukuran, warna, jumlah kaki, atau habitat.
Sebelum bermain, tanyakan kepada mereka apa yang menurut mereka harus mereka lakukan dan saat bermain, ajukan pertanyaan tentang pilihan mereka.
Ini akan memberi mereka kesempatan untuk mengelompokkan objek serupa yang memiliki atribut berbeda, yang merupakan keterampilan matematika.
Â
9. Usia 3-5 tahun
Tuang air dari vas kaca yang tinggi dan tipis ke dalam wadah lain, yang seharusnya lebih pendek lalu tanyakan kepada anak mana yang menurut mereka memiliki lebih banyak air.
Anak-anak mungkin belum menjadi pemikir logis, jadi eksperimen ini akan membantu mereka mengembangkan perkembangan kognitifnya.
10. Usia 6-8 tahun
Minta mereka untuk membantu dengan pekerjaan rumah tangga yang berbeda namun dimulai dari yang ringan, seperti menata meja.
Setelah mereka melakukan ini, akui pencapaian mereka, dan katakan hal-hal seperti, "Saya bangga padamu karena melakukan ini."
Hal ini akan membangun harga diri dan kepercayaan diri mereka.
Rasa tanggung jawab mereka berkembang pada tahap ini dan mereka harus menyadari bahwa ada konsekuensi terhadap perilaku mereka.
Â
11. Usia 9-11 tahun
Mulai libatkan anak dalam pekerjaan rumah tangga yang lebih kompleks, seperti membersihkan ruangan dan memasak namun masih dalam tahap ringan.
Selain itu dapat mulai memberi mereka sedikit uang saku dan membantu merekanuntuk mengelolanya denga menkelaskan kepada mereka nilai uang sebagai alat tukar.
Dengan demikian mereka akan memahami pentingnya menabung dan membelanjakan uang dengan bijaksana.
Â
12. Usia 12-14 tahun
Tepat setelah makan malam, alokasikan 10-15 menit percakapan untuk bertanya tentang minat mereka, peningkatan olahraga apa saja, teman-teman mereka, atau apa yang ingin mereka makan keesokan harinya.
Setiap minggu, pilih hari dan tetapkan aktivitas khusus yang hanya dilakukan dengan anak seperti keluar untuk makan es krim.
Mereka akan merasa bahwa pikiran dan keinginan mereka didengarkan dan dihormati dan juga akan mendapatkan informasi terbaru tentang aktivitas mereka dan teman-temannya.
Â
Reporter: Veronica Gita
Advertisement