Sukses

Penyelidikan COVID-19 oleh WHO di Wuhan, AS Minta China Beri Lebih Banyak Data

AS meminta lebih banyak data dari China setelah penyidikan asal-usul COVID-19 oleh WHO di Wuhan.

Liputan6.com, Jakarta- Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan menyatakan "perhatian yang mendalam"pada temuan penyelidikan para ahli Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terkait asal-usul Virus Corona COVID-19 di Wuhan, China. 

Sullivan juga meminta informasi lebih lanjut dari China terkait penyelidikan asal-usul COVID-19 itu.

Pernyataan itu datang beberapa hari setelah tim penyelidik WHO kembali dari Wuhan, China, yang merupakan pusat awal pandemi, tanpa temuan yang jelas terkait asal-usul virus.

"Kami memiliki keprihatinan mendalam tentang cara temuan awal penyelidikan COVID-19 dikomunikasikan dan pertanyaan soal proses yang digunakan untuk menjangkau mereka," kata Sullivan, seperti dikutip dari AFP, Minggu (14/2/2021).

"Laporan ini harus independen, dengan temuan ahli yang bebas dari intervensi atau perubahan oleh pemerintah China," lanjutnya.

Sullivan juga meminta China untuk "menyediakan datanya sejak hari-hari awal wabah."

Selain Sullivan, adapun Peter Ben Embarek, yang memimpin misi ahli WHO di Wuhan. Ia menyuarakan kekesalannya atas kurangnya akses ke data selama penyelidikan COVID-19.

Peter Ben Embarek mengatakan diperlukannya lebih banyak informasi untuk mendeteksi kemungkinan kasus awal Virus Corona COVID-19. 

"Kami menginginkan lebih banyak data. Kami telah meminta lebih banyak data," beber Embarek kepada AFP dalam sebuah wawancara.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Kembalinya Kerja Sama AS-WHO

Diketahui bahwa misi WHO ke Wuhan, tempat kasus pertama Virus Corona COVID-19 ditemukan, gagal mengidentifikasi sumber virus.

Sullivan, dalam pernyataannya, mengungkapkan "rasa hormat yang mendalam" terhadap WHO, yang bergabung kembali dengan AS di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden.

Diketahui bahwa sebelumnya, kerja sama itu dihentikan pada pemerintahan Donald Trump - menyebutkan pada Juli 2020 bahwa badan tersebut berada di bawah pengaruh China dan telah menghasilkan tanggapan virus yang tidak efektif.

Tetapi, Sullivan menambahkan, "melibatkan kembali WHO juga berarti mempertahankannya pada standar tertinggi. Dan pada saat kritis ini, melindungi kredibilitas WHO adalah prioritas utama". 

3 dari 3 halaman

Infografis 4 Tips Hindari Penularan COVID-19 Saat Musim Hujan