Liputan6.com, Jakarta - Lebih dari 150 orang dilaporkan terluka setelah gempa bumi dengan magnitudo 7,3 mengguncang wilayah timur laut Jepang pada Sabtu 13 Februari malam. Tidak ada korban jiwa akibat gempa yang terjadi pada Sabtu pukul 23.07 waktu setempat tersebut.
Gempa tersebut terjadi dengan skala intensitas seismik di atas 6, dari titik tertinggi 7 dalam hitungan skala intensitas seismik Jepang, di beberapa wilayah prefektur Fukushima dan Miyagi. Meskipun tidak ada tsunami yang menyertainya, gempa tersebut mengakibatkan pemadaman listrik, penghentian pasokan air, dan penangguhan kereta peluru di daerah-daerah terdampak.
Baca Juga
Gempa juga dirasakan di sejumlah daerah lain termasuk ibu kota Jepang, Tokyo, seperti dilansir Xinhua, Senin (15/2/2021).
Advertisement
Selain di prefektur Fukushima dan Miyagi, korban luka juga dilaporkan di enam prefektur lainnya, termasuk Chiba, Kanagawa, dan Saitama, yang semuanya berdekatan dengan Tokyo.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Utilitas Nuklir Aman
Menurut Tokyo Electric Power Company Holdings Inc., air dalam kolam bahan bakar nuklir bekas mengalami tumpah, tetapi tidak bocor di pembangkit listrik Fukushima Daiichi, yang mengalami kebocoran nuklir akibat gempa bumi besar dan bencana tsunami yang melanda wilayah itu 10 tahun lalu.
Utilitas nuklir lainnya sejauh ini tidak melaporkan adanya anomali.
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga menyampaikan dalam pertemuan anggota kabinet bahwa pemerintah telah menerima laporan tentang banyaknya korban luka tetapi tidak ada korban jiwa.
Suga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, mengingat gempa dengan skala intensitas seismik di atas 6 dapat terjadi dalam tujuh hari ke depan atau lebih.
"Kami ingin masyarakat mengambil tindakan cepat tanpa lengah dengan memperhatikan informasi yang diberikan oleh otoritas setempat," papar Suga.
Hingga 950.000 rumah tangga sempat mengalami pemadaman listrik, tetapi hal itu telah berhasil diatasi pada Minggu sore.
Advertisement