Sukses

Australia Setujui Penggunaan Vaksin COVID-19 AstraZeneca

Australia telah menyetujui penggunaan vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca-Oxford University.

Liputan6.com, Sydney- Regulator medis Australia telah menyetujui penggunaan vaksin Virus Corona COVID-19 buatan AstraZeneca-Oxford University.

Vaksin ini adalah vaksin kedua yang diberi lampu hijau penggunaan oleh Therapeutic Goods Administration (TGA). 

Sebelum vaksin AstraZeneca, Australia telah menyetujui penggunaan vaksin COVID-19 Pfizer pada Januari 2020 lalu.

Dalam pernyataannya, TGA mengatakan telah menyetujui vaksin untuk digunakan pada warga yang berusia di atas 18 tahun, seperti dilansir ABC News, Selasa (16/2/2021).

Sementara untuk warga dengan usia 65 keatas yang "menunjukkan tanggapan kekebalan yang kuat" terhadap vaksin, tidak ada cukup orang yang terinfeksi COVID-19 dalam uji klinis untuk menentukan kemanjuran keseluruhan untuk kelompok usia itu.

"Keputusan untuk mengimunisasi pasien lanjut usia harus diputuskan berdasarkan per kasus, dengan pertimbangan usia, riwayat penyakit dan lingkungan mereka dengan mempertimbangkan manfaat vaksinasi dan potensi risiko," kata TGA. 

Kepala TGA John Skerritt menuturkan tidak akan ada batasan usia atas untuk penggunaan vaksin tersebut.

Skeritt menjelaskan bahwa peluncuran vaksin di Inggris telah menunjukkan "hasil yang sangat baik dengan kedua vaksin utama pada kelompok usia yang lebih tua".

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Belum Ada Panduan Khusus Vaksinasi untuk Ibu Hamil

Namun, Skerritt tidak memberikan panduan khusus tentang vaksinasi untuk ibu hamil, tetapi wanita yang menerima suntikan diberikan pengawasan yang ketat.

"Ada sejumlah orang yang tidak mengetahui bahwa mereka hamil atau positif hamil selama uji coba, dan belum ada laporan hasil yang merugikan," terangnya.

Skerritt menyebut para wanita dan pekerja garis depan lainnya yang secara aktif memilih untuk divaksinasi saat hamil sedang "dipantau dengan ketat dalam daftar".

"Bayi-bayi itu belum lahir dan seterusnya, sekali lagi, tidak ada bukti kasus seperti keguguran atau penyakit selama kehamilan," jelas Skerritt.

TGA menyarankan agar suntikan AstraZeneca diberikan dalam dua dosis, dengan kurun waktu 12 minggu.

Jika langkah itu tidak memungkinkan, interval minimal empat pekan antara kedua dosis dapat digunakan.

Sejauh ini, Australia telah mendapatkan 53,8 juta dosis vaksin AstraZeneca, di mana 50 juta di antaranya dibuat di Melbourne oleh CSL untuk menjamin pasokan di masa mendatang.

3 dari 3 halaman

Infografis Yuk Kenali Cara Kerja Vaksin COVID-19