Liputan6.com, Brussel - Pemerintah Belgia meminta warganya untuk tidak membeli vaksin COVID-19 secara online.
Tak hanya itu, otoritas Belgia juga meminta warganya tak mudah percaya dengan penjualan vaksin di toko-toko atau sejumlah penjual eceran yang tidak dikenal.
Baca Juga
Dikutip dari VOA Indonesia, Rabu (17/2/2021) Sabine Stordeur yang ikut memimpin gugus tugas vaksinasi di Belgia, kepada wartawan menyatakan sejumlah dosis vaksin COVID-19 itu seringkali palsu, yang diduga berasal dari Rusia.
Advertisement
Sabine menegaskan efisiensi dan keamanannya belum mendapat persetujuan.
Stordeur menjelaskan lebih lanjut, satu-satunya yang aman dan efisien adalah vaksin yang diberikan gratis di pusat-pusat vaksinasi, sejumlah rumah sakit, dan panti wreda."
Belgia menggunakan tiga vaksin virus corona yang sejauh ini disetujui di Uni Eropa termasuk Pfizer-BioNTech, Moderna dan AstraZeneca.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak video pilihan di bawah ini:
Vaksin Palsu di China
Beberapa waktu lalu, polisi China menangkap lebih dari 80 orang dan menyita 3.000 dosis vaksin COVID-19 palsu sebagai bagian dari kampanye untuk memerangi kejahatan terkait vaksin.
Para tersangka telah melakukan tipu muslihat setidaknya sejak September 2020.
Pihak kepolisian China menyatakan, semua dosis vaksin palsu itu telah dilacak, seperti dikutip dari Xinhua. Vaksin palsu dibuat dengan menyuntikkan garam ke dalam jarum suntik, katanya.
Para tersangka mungkin bermaksud mengirim vaksin ke luar negeri, demikian disebutkan dalam surat kabar Global Times yang didukung pemerintah melaporkan, mengutip sumber yang dekat dengan produsen vaksin utama China.
Operasi dilakukan oleh polisi di banyak tempat termasuk Beijing, Shanghai dan provinsi timur Shandong China, lapor Xinhua.
Negara-negara di seluruh dunia telah meluncurkan program vaksin dengan harapan mengakhiri pandemi virus Corona COVID-19 selama setahun.
Advertisement