Liputan6.com, Washington, D.C. - Pemerintah Joe Biden akan membayar US$ 200 juta (Rp 2,8 triliun) ke WHO setelah negaranya kembali bergabung ke organisasi tersebut. Sebelumnya, Amerika Serikat keluar dari WHO atas perintah mantan Presiden Donald Trump.Â
Menteri Luar Negeri AS Tony Blinken berkata pembayaran itu akan dilakukan pada akhir Februari 2021. Ia menyebut pembayaran ini mencerminkan komitmen terbaru AS kepada WHO.
Advertisement
Baca Juga
"Saya senang mengkonfirmasi bahwa pada akhir bulan ini Amerika Serikat berniat membayar lebih dari 200 juta ... kepada WHO," ujar Menlu Blinken, seperti dilansir situs state.gov, Kamis (18/2/2021).
"Ini adalah sebuah langkah kunci ke depan untuk memenuhi tanggung jawab-tanggung jawab finansial kita sebagai anggota WHO. Dan ini mencerminkan komitmen terbaru kita untuk memastikan WHO memiliki dukungan yang dibutuhkan untuk memimpin respons global terhadap pandemi," kata Blinken.Â
AS keluar dari WHO pada pertengahan 2020 karena Donald Trump tak puas atas kinerja organisasi tersebut. Donald Trump menuding WHO menyebar disinformasi dari China terkait COVID-19 pada awal pandemi. Ia sempat menuntut WHO melakukan reformasi, namun memilih keluar.Â
Presiden Joe Biden lantas kembali membawa AS ke WHO usai dilantik sebagai presiden pada Januari 2021.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Dukung COVAX
Lebih lanjut, Tony Blinken berkata negaranya memberikan dukunga kepada fasilitas COVAX yang menyediakan vaksin COVID-19 ke berbagai negara.
"Kami berencana menyediakan dukungan finansial yang signifikan pada COVAX melalui GAVI, The Vaccine Alliance. Dan kita akan bekerja untuk memperkuat inisiatif-inisiatif multilateral yang terlibat dalam respons COVID-19 global," ujar Blinken.
AS juga siap menjadi Dewan Fasilitasi Access to COVID-19 Tools (ACT).Â
Selain itu, Blinken turut menyorot terjadinya ebola di Kongo. Ia menegaskan bahwa ini adalah saat yang penting untuk membangun infrastruktur kesehatan global.Â
"Kita memiliki tantangan COVID-19 di depan mata, (namun) kita memiliki tantangan jangka panjang yang tak kalah penting untuk membangun struktur kesehatan global yang paling kuat pada ke depannya. Dengan adanya berita mengenai wabah Ebola di Republik Demokrasi Kongo dan Guinea, jelas sekali ini tak bisa ditunda," ujar Blinken.
US$ 1: Rp 14 ribu
Advertisement