Liputan6.com, Jakarta- Gigi dari mammoth atau gajah purba yang terkubur pada sedimen es di Siberia selama lebih dari satu juta tahun, menghasilkan DNA tertua di dunia yang pernah diurutkan.
Hasil dari sebuah penelitian itu diterbitkan pada Rabu (17/2), menjadi titik terang tentang penelusuran genetik dari masa lalu.
Dilansir AFP, Kamis (18/2/2021) para peneliti mengatakan tiga spesimen, satu berusia sekitar 800.000 tahun dan dua lebih dari satu juta tahun, memberikan wawasan penting tentang mamalia Zaman Es raksasa, termasuk warisan kuno mammoth berbulu.
Advertisement
Genom tersebut jauh melebihi DNA yang diurutkan sebelumnya - seekor kuda yang berumur antara 780.000 hingga 560.000 tahun yang lalu.
Love Dalen, profesor genetika evolusioner di Center for Palaeogenetics di Stockholm, menjelaskan:Â "DNA ini sangat tua. Sampelnya seribu kali lebih tua dari sisa-sisa Viking, dan bahkan mendahului keberadaan manusia dan Neanderthal".
Dalen adalah penulis senior dari studi yang dipublikasikan di Nature tersebut.
Diketahui, fosil Mammoth awalnya ditemukan pada era 1970-an di Siberia dan disimpan di Russian Academy of Sciences, Moskow.
Para peneliti pertama kali menentukan tanggal spesimen secara geologis, dengan perbandingan spesies lain, seperti hewan pengerat kecil, yang dikenal unik untuk periode waktu tertentu dan ditemukan di lapisan sedimen yang sama.
Hal ini menunjukkan bahwa dua mamalia merupakan mammoth stepa purba yang berusia lebih dari satu juta tahun.
Sementara dari ketiga, yang juga termudanya, adalah salah satu mammoth berbulu paling awal yang pernah ditemukan.
Saksikan Video Berikut Ini:
Pengurutan Puluhan Juta Pasangan Basa Kimia
Selain itu, para peneliti juga mengekstraksi data genetik dari sampel kecil bubuk dari setiap gigi mammoth.Â
"Pada dasarnya seperti sejumput garam yang akan Anda taruh di piring makan Anda," kata Dalen dalam suatu konferensi pers.
Karena terdegradasi menjadi fragmen yang sangat kecil, para ilmuwan mampu mengurutkan puluhan juta pasangan basa kimia, yang membentuk untaian DNA serta melakukan perkiraan usia dari informasi genetik.
Hasilnya menunjukkan bahwa mammoth tertua, bernama Krestovka, bahkan lebih tua sekitar 1,65 juta tahun, sedangkan yang kedua, Adycha, berusia sekitar 1,34 juta tahun.
Adapun mammoth lainnya yang termuda, yaitu dan Chukochya yang berusia 870.000 tahun.
Dalen mengungkap perbedaan mammoth tertua bisa jadi dianggap remeh dalam proses penanggalan DNA, yang berarti hewan purba itu kemungkinan berusia sekitar 1,2 juta tahun, seperti yang ditunjukkan oleh bukti geologi.
Tapi ia juga menegaskan bahwa ada kemungkinan spesimen itu memang lebih tua dan telah mencair dari lapisan es pada satu titik dan kemudian terjepit di lapisan sedimen yang lebih muda.
Penulis utama Tom van der Valk, dari Laboratorium Science for Life Universitas Uppsala menjelaskan bahwa "Fragmen DNA itu seperti teka-teki dengan jutaan keping kecil, jauh lebih kecil daripada yang Anda dapatkan dari DNA modern berkualitas tinggi".
Para peneliti dapat merekonstruksi bagian dari genom mammoth, dengan menggunakan genom dari gajah Afrika, kerabat modern mammoth, sebagai cetak biru untuk algoritme mereka.
Studi tersebut menemukan bahwa mammoth Krestovka yang lebih tua mewakili garis keturunan genetik yang sebelumnya tidak dikenal, yang diperkirakan para peneliti berbeda dari mammoth lain sekitar dua juta tahun yang lalu dan merupakan nenek moyang dari mammoth yang hidup di Amerika Utara.
Tak sampai disitu, studi ini juga menelusuri garis keturunan dari mammoth stepa Adycha berusia jutaan tahun hingga Chukochya dan mammoth berbulu terbaru lainnya.
Mereka menemukan varian gen yang terkait dengan kehidupan di Kutub Utara, seperti bulu, termoregulasi, timbunan lemak, dan toleransi dingin pada spesimen yang lebih tua, menunjukkan bahwa mammoth sudah berbulu jauh sebelum mammoth berbulu muncul.
Advertisement