Liputan6.com, Tel Aviv - Israel melonggarkan pembatasan sosial pandemi menyusul studi yang mengungkapkan bahwa vaksin Pfizer 98,9% efektif dalam mencegah pasien rawat inap dan kematian akibat COVID-19.
Mulai Minggu, toko-toko, perpustakaan, dan museum dapat buka tetapi jarak sosial dan masker masih diperlukan, demikian seperti dikutip dari BBC, Minggu (21/2/2021).
Kementerian kesehatan Israel mengatakan itu adalah langkah pertama untuk kembali ke kehidupan normal.
Advertisement
Israel memiliki tingkat vaksinasi tertinggi di dunia. Lebih dari 49% orang telah menerima setidaknya satu dosis vaksin.
Baca Juga
Negara itu sempat memasuki penguncian ketiganya pada 27 Desember 2020 setelah kebangkitan kembali virus.
Namun kini, di bawah langkah-langkah pelonggaran, orang-orang sekarang dapat memasuki pusat perbelanjaan dan tempat wisata seperti kebun binatang --sebuah kenikmatan yang pada penguncian sebelumnya tidak dapat dirasakan oleh warga.
Sejumlah fasilitas lain kini dapat dibuka kembali termasuk gym, hotel, dan sinagoge. Namun mereka memerlukan "paspor hijau", sertifikat yang hanya dapat diperoleh setelah seseorang divaksinasi.
Sejumlah kecil orang yang telah pulih dari virus dan saat ini tidak memenuhi syarat untuk vaksin juga dapat memperoleh sertifikat.
Paspor hijau, yang juga terkandung dalam aplikasi, dikeluarkan oleh kementerian kesehatan dan akan berlaku selama enam bulan Dokumen itu akan terbit satu minggu setelah dosis kedua.
Keramaian seperti konser musik sekarang diizinkan kembali dan acara olahraga telah dibuka kembali pada kapasitas 75%.
Meskipun ada pelonggaran pembatasan, bandara Israel akan tetap ditutup selama dua minggu lagi.
Â
Simak video pilihan berikut:
Studi Efektivitas Vaksin yang Digunakan di Israel
Pada Sabtu 20 Februari 2020, kementerian kesehatan mengatakan, sebuah studi mengungkapkan risiko penyakit akibat virus telah turun 95,8% di antara orang-orang yang telah memiliki kedua dosis vaksin Pfizer.
Ditemukan juga bahwa vaksin 98% persen vaksin efektif dalam mencegah demam atau masalah pernapasan.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan dia mengharapkan 95% orang Israel di atas 50 tahun akan divaksinasi selama dua minggu ke depan.
Awal pekan ini, Jalur Gaza menerima dosis pertama vaksin setelah Israel menyetujui transfer melalui perbatasannya. Pengiriman itu termasuk 2.000 dosis vaksin Sputnik V Rusia yang akan digunakan pada pasien yang telah memiliki transplantasi organ dan mereka yang menderita gagal ginjal, kata seorang pejabat kepada kantor berita Reuters.
Kabar itu muncul ketika Kementerian Kesehatan Palestina mencapai kesepakatan dengan Kementerian Kesehatan Israel untuk memvaksinasi 100.000 warga Palestina yang bekerja di negara itu.
Diperkirakan sekitar lima juta warga Palestina sejauh ini sedang menunggu vaksin mereka.
Advertisement