Sukses

Raja Eswatini Sembuh dari COVID-19, Klaim Berkat Obat dari Taiwan

Raja Eswatini mengaku sembuh dari Virus Corona COVID-19 berkat mengonsumsi obat dari Taiwan.

Liputan6.com, Jakarta - Raja eSwatini, yang sebelumnya dikenal sebagai Swaziland, mengatakan dia sembuh dari COVID-19 dan berterima kasih kepada Presiden Taiwan karena telah mengirimkan obat antivirus untuk membantunya pulih.

Negara kecil di selatan Afrika tersebut yang merupakan sebuah monarki absolut, adalah satu-satunya sekutu diplomatik Taiwan yang tersisa di benua itu, dan Taipei telah memberikan bantuan ekonomi dan lainnya dalam jumlah besar. Demikian seperti mengutip Al Jazeera, Senin (22/1/2021). 

Dalam pidatonya pada hari Jumat, Raja Mswati III mengatakan sementara negara menunggu kedatangan vaksin, ada obat antivirus, yang tidak disebutkan namanya, yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit tersebut.

Dia mengatakan dia telah dites positif "selama beberapa hari" pada minggu pertama bulan Januari, tetapi sekarang telah dinyatakan negatif.

“Saya berterima kasih kepada Presiden Republik China di Taiwan yang mengirimkan obat ini untuk merawat saya,” katanya, menggunakan nama resmi pulau itu dalam pidato yang di-posting di akun Twitter resmi pemerintah eSwatini.

Raja berusia 52 tahun itu sebelumnya tidak melaporkan infeksi virus corona miliknya. Dia mengatakan obat itu, yang diberikan melalui infus, telah memungkinkan dia untuk pulih, bahkan sebelum dia sempat mengumumkan bahwa ia menjalani rawat inap. 

Simak Video Pilihan Berikut:

2 dari 2 halaman

Bantuan dari Taiwan

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Taiwan Joanne Ou mengatakan bahwa setelah mendengar raja terinfeksi, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatur bantuan medis untuknya.

“Kementerian Luar Negeri sangat bersyukur mendengar keberhasilan pemulihan raja eSwatini di bawah perawatan bersama staf medis Taiwan dan eSwatini,” katanya.

Raja bisa saja merujuk pada remdesivir obat antivirus Gilead Sciences, Inc., yang disetujui secara bersyarat di Eropa pada Juli untuk mengobati COVID-19 pada orang dewasa dan remaja dengan pneumonia yang membutuhkan dukungan oksigen.

Taiwan juga untuk sementara menyetujui penggunaannya tahun lalu.

Dengan menggunakan slogan "Taiwan dapat membantu," pemerintah ingin menunjukkan bantuannya ke negara lain selama pandemi, dengan menyumbangkan masker wajah dan perlengkapan lainnya.

Kerajaan eSwatini telah mencatat hampir 17.000 infeksi virus corona dan 644 kematian terkait.