Sukses

Parlemen Kanada Nyatakan Kasus Xinjiang di China sebagai Genosida

Parlemen Kanada menyebut bahwa perlakuan China terhadap masyarakat Uighur di Xinjiang merupakan suatu bentuk genosida.

Liputan6.com, Jakarta - House of Commons atau parlemen Kanada telah memberikan suara yang sangat banyak untuk menyatakan perlakuan China terhadap populasi minoritas Uighurnya sebagai genosida.

Genosida sendiri memiliki pengertian sebuah pembantaian besar-besaran yang terencana dan sistematis pada satu suku bangsa atau kelompok suku bangsa dengan tujuan memusnahkan (membuat punah) bangsa tersebut.

Mosi - yang lolos 266 banding 0 - didukung oleh semua partai oposisi dan beberapa anggota parlemen dari Partai Liberal yang mengatur.

Mengutip BBC, Selasa (23/2/2021), Perdana Menteri Justin Trudeau dan sebagian besar anggota kabinetnya abstain.

Mosi tersebut menjadikan Kanada sebagai negara kedua setelah Amerika Serikat yang mengakui tindakan China sebagai genosida.

Anggota parlemen juga memilih mengesahkan amandemen yang meminta Kanada untuk meminta Komite Olimpiade Internasional untuk memindahkan Olimpiade Musim Dingin 2022 dari Beijing "jika pemerintah China melanjutkan genosida ini".

Simak Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

PM Trudeau Justru Ragu

PM Justin Trudeau sejauh ini ragu-ragu untuk menyebut tindakan China terhadap minoritas Uighur di Xinjiang sebagai genosida, menyebut istilah itu "sangat sarat" dan mengatakan pemeriksaan lebih lanjut diperlukan sebelum keputusan dapat dibuat. 

Hanya satu anggota kabinetnya, Menteri Luar Negeri Marc Garneau, muncul di parlemen untuk pemungutan suara. 

Berbicara di House of Commons, Garneau mengatakan dia abstain "atas nama pemerintah Kanada".

Berbicara menjelang pemungutan suara, pemimpin oposisi Erin O'Toole mengatakan langkah itu perlu untuk mengirimkan "sinyal yang jelas dan tegas bahwa kami akan membela hak asasi manusia dan martabat hak asasi manusia, bahkan jika itu berarti mengorbankan beberapa peluang ekonomi".

Dalam sebuah surat terbuka kepada Trudeau awal bulan ini yang memintanya untuk "membela China", O'Toole mencatat pelarangan BBC World News baru-baru ini dari China - sebuah keputusan yang menyusul laporan BBC yang menuduh pemerkosaan sistematis, pelecehan seksual dan penyiksaan di kamp "pendidikan ulang" China di Xinjiang.

Â