Liputan6.com, Jakarta - Manusia dapat memiliki hubungan terapeutik dengan hewan peliharaan -- terutama anjing.
Anjing telah didomestikasi oleh manusia lebih lama daripada kucing, atau hewan peliharaan lainnya, membuat anjing memiliki hubungan lebih kuat dengan manusia.
Baca Juga
Dikutip dari The Guardian, Rabu (24/2/2021), Marion Janner, seorang juru kampanye kesehatan mental dan pecinta hewan, mengatakan bahwa anjing dapat mengajari manusia berbagai macam pelajaran.
Advertisement
Janner mengatakan bahwa anjing akan mencintai manusia tanpa tanpa syarat apa pun.
"Anjing mencintai kita tanpa syarat. Mereka adalah yang tertinggi dalam peluang yang sama - sama sekali tidak peduli dengan ras, jenis kelamin, ukuran pakaian, atau kemampuan lain."
"Mereka mengajari anak-anak untuk bertanggung jawab, altruistik dan penyayang," jelasnya.
Mirip dengan Hubungan Bayi dan Ibu
Robert Doward menceritakan tentang efek yang diberi Maria -- nama dari anjingnya, saat kesehatan mentalnya menurun secara drastis.
Doward mengatakan bahwa suatu hari ia menangis dan tidak bisa berhenti setelah bekerja sangat keras selama berjam-jam, untuk hari yang tak terhitung jumlahnya.
Ia sempat membutuhkan waktu yang lama untuk merasa lebih baik. Setelah mengikuti beberapa sesi terapi, mendapatkan pekerjaan baru.
"Membawanya keluar untuk jalan-jalan, keluar ke udara segar, hanya dengan meletakkan satu kaki di depan kaki lainnya, itu akan mengangkat semangat Anda. Dia akan memeriksa wajahku dengan cemas, seolah dia tahu ada yang tidak beres. Dan itu membuatku tersenyum - dan itu membuatmu merasa lebih baik. Ada sesuatu yang ajaib tentang anjing. Jujur saja, dia berhasil membuatku melewatinya," katanya.
Namun, mengapa anjing bisa memiliki nilai terapeutik pada manusia?
Salah satu kunci aspek dari hal tersebut adalah pengakuan sosial. Sebuah proses identifikasi makhluk lain sebagai seseorang yang penting dan signifikan dalam kehidupan.
Ikatan yang terjalin antara pemilik dan hewan peliharaan tampaknya mirip dengan ikatan yang terjalin antara seorang ibu dan bayinya.
Pentingnya pengakuan sosial ini semakin diakui perannya dalam membantu manusia membentuk jaringan hubungan.
Tanpa ikatan sosial, manusia akan mengalami penurunan signifikan dalam kesehatan mental karena merasa kesepian, tertekan, dan juga tidak sehat secara fisik. Selain manusia, hewan peliharaan juga dapat memenuhi peran itu.
June McNicholas, seorang akademik dan psikolog, menunjukkan bahwa hewan peliharaan dapat menjadi penyelamat bagi orang-orang yang terisolasi secara sosial.
Advertisement
Tidak Hanya Kesehatan Mental
Â
Walaupun para ilmuwan paham tentang pengenalan sosial dan di mana hal tersebut terjadi di otak, masih belum ada pemahaman penuh bagaimana hal tersebut terjadi.
Masih ada rantai yang hilang yang bisa jadi oksitosin -- sebuah hormon yang bisa disebut hormon "cinta".
Oksitosin memiliki peran kunci dalam persalinan, menyusui, pergerakan sperma, dan memiliki peran yang diakui dalam perilaku sosial kita yang dapat bertindak sebagai pembawa pesan kimiawi dalam jalur untuk mengontrol gairah seksual, pengenalan, kepercayaan, ikawan ibu-bayi serta manusia-hewan peliharaan.
Oksitosin bekerja bersama dengan hormon vasopresin -- sebuah hormon otak yang membantu mengatur respons manusia terhadap stres dan untuk menghadapi situasi sosial.
Selain membantu meredakan stres, kecemasan, depresi, dan kesepian, anjing juga dapat meningkatkan kesejahteraan fisik dan emosional dengan mengajaknya jalan-jalan di luar, meleparkan bola, bahkan ketika sedang mengambil kotorannya.
Â
Reporter : Paquita Gadin
Â
Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19
Advertisement