Liputan6.com, Jakarta Sebuah lukisan kanguru sepanjang 2 meter ditemukan pada batu di wilayah Kimberley, Australia Barat. Lukisan itu diyakini berasal dari 17.300 tahun silam dan diakui sebagai lukisan batu utuh tertua di Australia.
Penggambaran naturalistik hewan merupakan tema umum dalam seni melukis batu tertua di dunia. Dalam makalah yang diterbitkan di jurnal Nature Human Behavior, tim peneliti yang dipimpin Universitas Melbourne menggunakan penanggalan radiokarbon dari 27 sarang tawon lumpur pada 16 lukisan serupa di Kimberley untuk mengidentifikasi salah satu lukisan yang menampilkan kanguru sebagai lukisan batu in-situ tertua sejauh ini.
Baca Juga
Damien Finch dari Universitas Melbourne, penulis pertama makalah tersebut, mengatakan sarang tawon lumpur yang berada di atas dan di bawah sebuah lukisan sangat jarang ditemukan, sehingga dapat membantu menentukan usia minimum dan maksimum dari karya seni tersebut.
Advertisement
"Kami melakukan penanggalan radiokarbon terhadap tiga sarang tawon yang berada di bawah lukisan dan tiga sarang yang dibangun di atasnya untuk menentukan, dengan pasti, bahwa lukisan tersebut berusia antara 17.100 hingga 17.500 tahun, kemungkinan besar 17.300 tahun," kata Finch.
"Ini menjadikannya sebagai lukisan in-situ tertua yang diketahui di Australia," ia menegaskan.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Temuan Penting
Menurut Finch, ini adalah temuan penting yang memberikan wawasan tentang dunia ketika para seniman kuno hidup, "periode Naturalistik yang mencakup Zaman Es Terakhir, jadi lingkungannya lebih dingin dan lebih kering dibanding saat ini."
Sven Ouzman dari Universitas Australia Barat mengatakan, lukisan batu tersebut akan membuka pemahaman lebih lanjut tentang sejarah budaya bangsa pribumi.
"Gambar kanguru ikonik ini secara visual mirip dengan lukisan-lukisan batu dari sejumlah pulau di Asia Tenggara yang berusia lebih dari 40.000 tahun, menunjukkan adanya kaitan budaya dan memberi petunjuk tentang keberadaan seni melukis batu yang lebih tua di Australia," kata Ouzman, seperti dilansir Xinhua, Rabu (24/2/2021).
Di masa mendatang, tim peneliti berencana untuk melanjutkan penanggalan sarang tawon untuk mengembangkan skala waktu dari seni melukis batu suku Aborigin di Kimberley.Â
Advertisement