Sukses

Kedubes Inggris Luncurkan Kampanye Cegah Krisis Perubahan Iklim

Kedutaan Besar Inggris di Jakarta mengadakan diskusi sekaligus Peluncuran Kampanye #JanjiCegahKrisisiklim pada Rabu (24/2/2021) secara virtual.

Liputan6.com, Jakarta - Perubahan iklim adalah ancaman yang sangat kuat bagi Bumi dan semua yang tinggal di dalamnya.

Hewan, tumbuhan, dan manusia, tidak ada yang bisa lepas dari efek perubahan iklim yang dapat berakibat fatal.

Maka itu, kita harus bertindak sekarang untuk 'memerangi' perubahan iklim agar generasi yang akan datang dapat tetap menikmati keindahan Bumi secara langsung yang saat ini masih dapat kita nikmati.

Saat ini, Indonesia sudah mempunyai komitmen dalam Kesepakatan Paris untuk mengurangi gas rumah kaca sebesar 29% dan 41% dengan bantuan internasional.

Dalam acara diskusi onlen di akun YouTube 'Chevening Indonesia and Timor-Leste' sebagai program dari Kedutaan Besar Inggris Jakarta dengan judul 'Peluncuran Kampanye #JanjiCegahKrisisiklim' pada Rabu (24/2/2021), Dyah Roro Esti, Anggota Komisi VII Bidang Energi, Riset dan Teknologi di DPR RI mengatakan bahwa apa saja yang ia perjuangi, harus ia lakukan secara pribadi terlebih dahulu.

Yang ia secara pribadi lakukan dalam upaya untuk mencegah krisis iklim adalah dengan membawa kantong belanja pakai ulang saat ke supermarket, dan membawa botol minum sendiri saat rapat di DPR atau rapat apa pun.

Hal-hal kecil yang mungkin dapat dicontoh oleh kita semua dalam kehidupan sehari-hari.

2 dari 4 halaman

Hal Kecil dapat Berubah Menjadi Dampak Besar

Ia sendiri juga pernah mengutarakan pada rapat paripurna tentang pemberhentian penggunaan botol plastik di dalam DPR saat rapat.

"Salah satu langkah konkret sebetulnya kenapa tidak di DPR ini tidak lagi menggunakan botol-botol plastik saat rapat."

"Dan waktu itu ketika saya utarakan di ajang paripurna, satu hari setelah itu langsung tidak ada sama sekali botol-botol plastik di kantor. Di seluruh ruangan rapat, tidak digunakan lagi," jelasnya.

Namun, dengan adanya COVID-19, rasa kekhawatiran akan masalah kebersihan meningkat. "There is some bad news to this. Kenapa saya mengatakan ini, karena dengan adanya pandemi COVID-19, banyak sekali yang akhirnya khawatir, gitu ya, terhadap kebersihan dan lain sebagainya. Maka, kembalilah botol-botol plastik itu kembali hadir. Tapi, apa yang saat ini diterapkan adalah mereka menggunakan recycling system yang baik."

Tetapi, tetap ada beberapa komisi yang tetap tidak menggunakan botol-botol plastik.

"This is a small movement, tapi, menurut saya when we do small actions repetitively it creates big impacts," jelas Dyah Roro.

"Pada dasarnya memang kita harus mulai dalam melakukan sebuah perubahan dan harus dimulai dari diri kita sendiri."

Sebelum terjun ke dunia politik, Dyah Roro bersama adiknya membuat sebuah institusi bernama The Indonesian Energy and Environmental Institute.

Ia bersama adiknya bertekad untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan untuk Indonesia.

"Jadi, how can we ensure that we place sustainability in the centre of every human activity. Jadi, kita bukan hanya memikirkan bagaimana negara Indonesia dapat maju secara ekonomi. Tetapi kita tetap bisa menjaga kesejahteraan masyarakat dan tentunya menjaga kondisi lingkungan hidup."

Salah satu contoh aktivitas yang pernah institusi tersebut lakukan adalah mengadakan aktivitas pembersihan pantai di Buton Tengah, Sulawesi Tenggara. "Intinya adalah untuk mengedukasikan masyarakat betapa pentingnya kita peduli tentang lingkungan hidup dan juga mensosialisasikan bahwa pada saat itu, ada sebuah statistik dari the Ellen MacArthur Foundation menyatakan bahwa di tahun 2050 kalau tidak melakukan sebuah perubahan, akan lebih banyak sampah plastik dibandingkan ikan di lautan kita by weight, gitu."

 

3 dari 4 halaman

Memperjuangan untuk Merealisasikan RUU EBT

Walaupun sudah masuk menjadi anggota DPR, Dyah Roro menegaskan bahwa tekad yang ia punya sebelum terjun ke dunia politik masih sama. "Sekarang, sebagai anggota DPR RI, mungkin saya ingin menyampaikan juga bahwa tekad saya masih sama, jadi ini hanya topinya saja yang berubah. Dari awal saya mempunyai tekad dan niat yang sama dan semoga sebagai posisi saya di DPR RI, bisa lebih maksmimal lagi dalam melakukan sebuah perubahan untuk bangsa."

Ia juga lanjut menjelaskan bahwa fraksinya dalam Komisi VII mempunyai semangat besar untuk melakukan terobosan yang dapat menghasilkan undang-undang yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

"...yang saya syukuri, berdasarkan hasil rapat internal kita, adalah bahwa kita semua mempunyai kesepakatan dan mempunyai semangat besar untuk bagaimana kita melakukan sebuah trobosan yang sifatnya menghasilkan sebuah undang-undang yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat bukan hanya lima tahun masa jabatan saja -- istilahnya ya, tetapi you know, fifty years down the line kita masih bisa rasakan dampaknya."

Saat ini, Komisi VII sedang memperjuangkan untuk merealisasikan RUU Energi Baru dan Terbarukan (EBT) yang akan masuk ke daftar Prolegnas 2021.

"Walaupun masuk di tahun 2020, tapi it's an on going process -- kenapa agak lama, gitu ya, karena kita membuka pintu untuk berdiskusi dengan lintas sektor. Kami merasa bahwa untuk menciptakan undang-undang, dibutuhkan diskusi yang intensif dan harus ada keikutsertaan lintas sektoral agar kita dapat menciptakan sebuah undang-undang yang sifatnya science-based policies, this is one of our goals going forward."

Salah satu manfaat dari RUU EBT adalah bagaimana energi baru dan terbarukan menjadi energi yang kompetitif di dalem market energi agar dapat bersaing secara harga dengan bahan bakar fosil dan batu bara.

Ia juga harap dengan jika tercipta kerjasama bersama Inggris, energi baru dan terbarukan implementasi energi ini dapat lebih maju. "...salah satu pendekatannya adalah insentif, ya kan, insentif perlu diberikan agar lebih mendorong investasi di bidang ini. Maka, alangkah baiknya nanti ada kerja sama yang baik antara kedua negara antara Inggris dan juga Indonesia tentunya dalam hal ini untuk memajukan renewable energy di Indonesia."

"Dan bagaimana kita bisa memperhitungkan externality cost, jadi, apakah butuh nih, kita mengimplementasikan carbon taxing atau carbon pricing agar kedepannya bisa lebih kompetitif," jelasnya.

Dyah Roro bertekad untuk menggunakan kesempatan dan amanahnya sebagai anggota DPR RI agar dapat menghasilkan sebuah kebijakan yang bermanfaat. "I'm realizing the power of my words di dalam institusi DPR RI ini, dan saya mempunyai tekad untuk menggunakan kesempatan dan amanah yang diberikah oleh Tuhan agar bisa menghasilkan sebuah kebijakan yang bermanfaat untuk semuanya."

 

Reporter : Paquita Gadin

4 dari 4 halaman

INFOGRAFIS: Timeline Vaksinasi COVID-19 di Indonesia