Liputan6.com, Washington, D.C. - Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat memberikan sinyal positif kepada vaksin Johnson & Johnson (J&J). Tak seperti vaksin COVID-19 lain, vaksin Johnson & Johnson diklaim hanya butuh 1 dosis saja.
Dilansir Forbes, Kamis (25/2/2021), vaksin Johnson & Johnson memiliki keampuhan hingga 66 persen dalam mencegah COVID-19. Selain itu, vaksin ini juga efektif 73 persen melawan penyakit parah dari varian Afrika Selatan (501Y.V2).
Advertisement
Baca Juga
Vaksin ini juga sangat efektif mencegah hospitalisasi terkait COVID-19. Hingga kini, belum ada orang yang dilaporkan meninggal setelah 28 hari disuntik vaksin Johnson & Johnson.
Bila vaksin J&J mendapat izin, Johnson & Johnson akan menjadi vaksin ketiga di AS. Saat ini, AS sudah memakai vaksin Pfizer dan Moderna yang butuh dua kali suntikan.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Cara Kerja Vaksin J&J
Vaksin J&J menggunakan adenovirus untuk mengirmkan DNA ke dalam sel. Setibanya di sel, DNA itu membuat sel mereplika spike protein SARS CoV-2.
Replika itu "mengajari" sistem imun untuk melawan COVID-19 yang memiliki spike protein serupa pada permukaannya.
Wall Street Journal menyebut studi evaluasi vaksin J&J dilakukan di AS, Afrika Selatan, dan beberapa negara lainnya.
Namun, vaksin ini hanya 42,3 persen efektif kepada lansia berusia 60 tahun ke atas dan memiliki penyakit seperti diabetes dan hipertensi.
Di AS saja, vaksin J&J ampuh 72 pesen.
Sementara di Afrika Selatan vaksin ini ampuh dari 52 persen hingga 64 persen. Namun, vaksin J&J bisa melindungi dari kasus parah sebesar 73,1 persen hingga 81,7 persen pada dua pekan hingga sebelum usai vaksinasi.
Advertisement
Target 100 Juta Vaksin
Vaksin J&J juga tidak harus disimpan di tempat penyimpanan ultra-dingin seperti vaksin Pfizer. Rencananya, 20 juta vaksin J&J akan siap beredar pada akhir Maret 2021.
Setelahnya, pihak J&J berambisi untuk mendistribusi hingga 100 juta vaksin COVID-19 tersebut pada akhir Juni.
Kesiapan vaksin J&J dinilai sebagai simbol bahwa perusahaan selalu siap melawan pandemi global, seperti yang dilakukan pada pandemi 1918.
"Satu abad lalu, Johnson & Johnson memaikan peran terdepan dalam melawan pandemi flu 1918, dan sejarah kita untuk mengkonfrontasi tantangan-tantangan kesehatan global terus berlanjut hingga hari ini," ujar Richard Nettles, wakil presiden J&J di bidang U.S. Medical Affairs.
Infografis Vaksin COVID-19:
Advertisement