Liputan6.com, Jakarta - Ada sebuah anggapan populer yang mengatakan anjing adalah hewan peliharaan yang lebih hangat dan penyayang dibanding kucing. Hal tersebut tidak benar.
Dikutip dari Metro, Jumat (26/2/2021), penelitian telah membuktikan bahwa kucing benar-benar dapat membentuk ikatan emosional dengan pemiliknya seperti anjing. Sebuah studi baru menemukan bahwa kucing sebenarnya menunjukkan gaya ketertarikan yang sama seperti anjing dan bayi.
Baca Juga
Menurut studi tersebut, kebanyakan kucing dan anak kucing menunjukkan ketertarikan dengan manusia dan pemiliknya sama seperti rasa ketertarikan mereka dengan lingkungan sekitarnya.
Advertisement
Dr. Kristyn Vitale, penulis utama dari studi ini dari Oregon State University di Amerika Serikat, mengatakan bahwa kucing yang merasa tidak aman meungkinan akan berlari, bersembunyi, atau menyendiri. Tetapi mayoritas dari kucing melihat pemiliknya sebagai sumber keamanan untuknya.
"Kucing yang merasa tidak aman kemungkinan besar akan berlari dan bersembunyi atau terlihat menyendiri. Sudah lama ada cara berpikir yang bias bahwa semua kucing berperilaku seperti ini. Tapi mayoritas kucing menggunakan pemiliknya sebagai sumber keamanan. Kucing Anda bergantung pada Anda untuk merasa aman saat mereka stres."
Dalam penelitian ini, para peneliti melibatkan kucing untuk berpartisipasi dalam tes dasar untuk menentukan rasa keamanan mereka. Sebuah tes yang serupa dengan yang digunakan untuk mempelajari perilaku ketertarikan pada bayi dan juga anjing.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Rasa Sayang Kucing
Tes ini dibagi menjadi tiga fase. Setiap fase berlangsung selama dua menit.
Dalam fase pertama, kucing ditempatkan di ruangan baru bersama pemiliknya, lalu ditinggalkan sendiri, lalu dipersatukan kembali.
Setelah pemiliknya datang kembali setelah ditinggal selama dua menit, stres yang dirasakan oleh kucing berkurang.
Mereka terus menjelajahi ruangan, tapi tetap memperhatikan pemiliknya.
Para peneliti menguji anak kucing serta kucing dewasa.
Seorang pakar perilaku melihat rekaman tes dan mengklasifikasikan gerak-gerik kucing dengan kriteria yang serupa oleh bayi dan anjing.
Dari 70 anak kucing yang diuji, hampir dua pertiganya memiliki ikatan yang aman dengan pemiliknya, dan sisanya dikategorikan tidak memiliki ikatan yang aman.
Para peneliti kemudian mendaftarkan kucing tersebut dalam kursus pelatihan 'sosialisasi' selama enam minggu untuk melihat apakah mereka dapat diajari keterikatan.
Â
Advertisement
Keterikatan
Dr. Vitale mengatakan bahwa setelah ada gaya keterikatan yang terbentuk oleh kucing dan pemiliknya, kucing akan terlihat relatif stabil. "Setelah gaya keterikatan telah dibentuk antara kucing dan pemiliknya, ia tampaknya tetap relatif stabil dari waktu ke waktu, bahkan setelah intervensi pelatihan dan sosialisasi."
"Kucing, seperti kebanyakan hewan peliharaan, mempertahankan beberapa sifat remaja hingga dewasa. dan tetap bergantung pada manusia untuk perawatan," jelasnya.
Dalam penlitian tersebut, para peneliti menguji 38 kucing berusia satu tahun atau lebih dan menemukan hasil yang hampir mencerminkan perilaku anak kucing. Hampir dua pertiga dari kucing yang diuji memiliki ikatan yang aman dengan pemiliknya dan sepertiga yang lain tidak aman.
"Pada anjing dan kucing, keterikatan pada manusia mungkin merupakan adaptasi dari ikatan pengasuh keturunan."
Ternyata, rasa keterikatan adalah perilaku yang relevan secara biologis. "Studi kami menunjukkan bahwa ketika kucing hidup dalam keadaan ketergantungan dengan manusia, perilaku keterikatan itu fleksibel dan mayoritas kucing menggunakan manusia sebagai sumber kenyamanan."
Penelitian kecil ini diperlukan adanya penelitian lebih lanjut. Namun, hasil dari penelitian ini dapat memberi informasi lebih lanjut tentang bagaimana kucing melihat pemiliknya.
Â
Reporter: Paquita Gadin