Liputan6.com, Riyadh - Amerika Serikat menegaskan Arab Saudi merupakan sekutu penting untuk mengakhiri Perang Yaman. Kedua negara berjanji untuk menyelesaikan konflik mematikan di Yaman yang sudah berlangsung setengah dekade.
"AS menyadari bahwa konflik di Yaman tidak akan bisa selesai tanpa dukungan Saudi," ujar Kementerian Luar Negeri AS melalui akun @StateDept_NEA, Jumat (26/2/2021).
Advertisement
Baca Juga
Utusan AS untuk Yaman, Timothy Lenderking, juga telah berdikusi dengan Wakil Menteri Pertahanan Arab Saudi, Pangeran Khalid bin Salman (KbS), terkait isu ini.
"Lenderking mendiskusikan usaha diplomatik yang terus berjalan dengan Pangeran KbS dan komitmen Saudi untuk menemukan sebuah solusi pada konflik dan mendukung rakyat Yaman. Arab Saudi adalah mitra yang penting," tulis Kemlu AS.
Pernyataan ini muncul beberapa pekan setelah Presiden AS Joe Biden berjanji menyetop dukungan kepada Perang Yaman antara koalisi Arab Saudi dan Houthi.
Perang Yaman menyebabkan salah satu krisis kemanusiaan paling parah di dunia. Menteri Luar Negeri AS Tony Blinken sempat mendukung perang tersebut, tetapi kini berubah pikiran.
Â
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
AS Cabut Kelompok Houthi Yaman dari Daftar Organisasi Teroris
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengumumkan pada Jumat 12 Februari bahwa ia akan mencabut penetapan gerakan Houthi Yaman sebagai organisasi teroris asing dan kelompok teroris global yang ditetapkan secara khusus. Kebijakan itu efektif pada 16 Februari mendatang.
Keputusan tersebut, yang membalikkan daftar hitam Houthi oleh mantan pemerintahan Trump, adalah bagian dari perubahan kebijakan oleh Presiden AS Joe Biden yang bertujuan meredakan krisis kemanusiaan terburuk di dunia dan mengintensifkan diplomasi untuk mengakhiri perang saudara yang melelahkan di Yaman.Â
"Keputusan ini merupakan pengakuan atas situasi kemanusiaan yang mengerikan di Yaman," kata Blinken dalam sebuah pernyataan.
Perang tersebut mempertemukan gerakan Houthi yang berpihak pada Iran melawan pemerintah Yaman yang diakui secara internasional yang didukung oleh koalisi militer yang dipimpin Saudi.
Advertisement
Sanksi Houthi Tak Menguntungkan
Pemerintahan Biden, pemerintah lain, Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan organisasi bantuan sama-sama khawatir bahwa sanksi yang dijatuhkan pada Houthi dapat menghambat pengiriman makanan justru di saat ancaman kelaparan besar yang meningkat.
Blinken, bagaimanapun, tampaknya memperlihatkan batas toleransi AS terhadap gerakan Houthi. Dia mengatakan tiga pemimpinnya - Abdul Malik al-Houthi, Abd al-Khaliq Badr al-Houthi dan Abdullah Yahya al-Hakim - akan tetap dikenakan sanksi AS.
Dia juga mengatakan Washington akan terus "memantau secara dekat" aktivitas gerakan dan para pemimpinnya dan "secara aktif mengidentifikasi" target sanksi baru, terutama mereka yang bertanggung jawab atas serangan terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah dan serangan rudal di Arab Saudi.
"Amerika Serikat tetap berpandangan jernih tentang tindakan jahat Ansarallah," kata Blinken, menggunakan istilah yang juga dikenal dengan gerakan Houthi. "Tindakan dan kebandelan Ansarallah memperpanjang konflik ini dan menimbulkan kerugian kemanusiaan yang serius."