Liputan6.com, Jakarta - Mungkin memiliki hewan peliharaan harimau atau burung langka adalah suatu impian yang ingin Anda capai.
Memberinya makanan secara langsung dari tangan Anda, mengelus-elusnya dari luar kandang, atau bahkan bermain dengan hewan-hewan liar ini mungkin terlihat menyenangkan di media sosial.
Advertisement
Namun, halaman belakang Anda bukanlah rumah yang tepat untuk hewan liar -- khususnya yang sudah terancam punah.
Dengan memelihara hewan-hewan ini, Anda tidak menyelamatkan mereka. Sebaliknya, Anda membuat risiko besar jika memutuskan untuk memelihara hewan yang sudah terancam punah.
Dikutip dari Reader's Digest, Jumat (26/2/2021), berikut adalah 14 alasan hewan liar yang sudah terancam tidak boleh disimpan sebagai hewan peliharaan:
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
1. Anda Tidak Dapat Memenuhi Kebutuhan Mereka
Walaupun memiliki niat baik, manusia tidak mampu menyediakan rumah yang tepat untuk hewan liar untuk memiliki kualitas hidup yang terbaik -- khususnya pada spesies hewan yang berisiko akan punah.
"Mereka telah berevolusi untuk hidup di alam, habitat liar dan dengan memeliharanya sebagai hewan peliharaan, Anda menempatkan mereka di lingkungan yang asing dan berpotensi menimbulkan stres di mana mereka tidak dapat berperilaku seperti yang mereka lakukan secara naluriah di alam liar," kata Caroline Pollock, sebuah petugas Red List di program Union for the Conservation of Nature (IUCN).
Petugas Red List adalah bagian IUCN yang dapat memberikan informasi terlengkap tentang status spesis apa yang terancam punah.
Membawa hewan yang terancam punah "berpotensi merusak hewan-hewan itu," katanya.
2. Memelihara Hewan Langka Dapat Mengurangi Populasinya
Jika berpikir bahwa dengan menampung hewan yang terancam rumah di rumah akan membantu mereka dari kepunahan, Anda salah besar.
Memelihara hewan-hewan langka dapat membuat gagasan bahwa ketertarikan dalam memelihara mereka meningkat, menciptakan permintaan dan mendorong perdagangan hewan langka yang akan menghilangkan mereka dari alam liar.
"Kecuali jika Anda dapat 100 persen yakin bahwa hewan yang Anda beli diperoleh melalui cara yang berkelanjutan, membeli hewan liar yang terancam punah sebagai hewan peliharaan dapat berkontribusi untuk lebih membahayakan spesies mereka dengan mengurangi jumlah hewan yang bertahan hidup di alam liar," kata Pollock.
"Perdagangan hewan liar sebagai hewan peliharaan yang tidak berkelanjutan dengan cepat mengurangi populasi banyak spesies hewan di seluruh dunia, mendorong mereka menuju kepunahan."
Contoh asli dari ini adalah menurut sebuah studi tahun 2016, karena permintaan lemur meningkat, lebih dari 28.000 lemur -- termasuk lemur ekor cincin yang terancam punah, diambil dari habitatnya.
Terjadi penurunan populasi sebesar 95% sejak tahun 2000 dan mungkin hanya ada 2.000 ekor yang tersisa di alam saat ini.
3. Anda Tidak Benar-Benar Tahu Dari Mana Asalnya
Walaupun Anda mengira bahwa hewan langka yang dibeli datang dari sebuah penangkaran, dalam perdagangan satwa liar, tidak ada yang benar-benar yakin bahwa hewan tidak dicuri dari habitatnya.
David Jeggo, salah satu ketua IUCN Species Survival Commision (SSC) Asian Songbird Trade Specialist Group, mengatakan bahwa contoh dari ini adalah burung songbird terancam sering dijual sebagai hasil penangkaran yang mengurangi tekanan eksploitasi. Namun, hal tersebut hanya menciptakan mekanisme untuk menangkap burung secara ilegal langsung dari habitatnya.
4. Anda Membuat Lebih Banyak Spesies Terancam Punah
Bahkan untuk hewan yang belum terancam punah, mengambilnya dari alam liar adalah cara cepat untuk menghabiskan populasinya di habitat aslinya.
"Permintaan yang tinggi untuk spesies yang dulunya umum ini mendorong mereka menuju kepunahan, dan bagi spesies yang sudah terancam punah ini bisa menjadi paku terakhir di peti mati," kata Jeggo.
Contoh dari ini pernah terjadi 30 tahun yang lalu di Indonesia.
Populasi Banggai cardinalfish yang dapat ditemukan di Indonesia mengalami penurunan populasi sebsar 93% pada 2016.
Sekarang, ikan ini terancam punah dengan angka populasi kurang dari 1,5 juta yang tersisa di alam liar -- angka populasi yang sedikit untuk ikan.
Selain itu, kejadian yang serupa terjadi pada biawak yang belum langka menurut IUCN tapi dilindungi di Kalimantan.
Â
Advertisement
5. Mereka Dapat Menyakiti Anda
Jangan tertipu bahwa mereka dapat menjadi jinak.
Menempatkan hewan liar di lingkungan yang asing adalah hal yang berbahaya bagi mereka dan juga bagi Anda.
"Ini berisiko bagi 'pemilik' manusia yang dapat disakiti jika hewan peliharaannya bertindak secara naluriah untuk melindungi diri mereka sendiri, misalnya dengan menggigit atau menyengat," kata Pollock.
Menurut Jade Goodall Institute, bukan hanya harimau, simpanse yang terancam punah karena kehilangan habitat dan perburuan daging hewan liar adalah hewan yang lebih kuat daripada kebanyakan manusia dewasa pada usia lima tahun.
Pada tahun 2009, Charla Nash diserang oleh simpanse peliharaan temannya.
Simpanse tersebut merobek wajah dan tangannya -- membuatnya membutuhkan transplantasi wajah.
6. Mereka Tidak Memiliki Emosi Seperti Manusia
Serangan brutal yang dapat berakibat fatal dapat terjadi kapan saja walaupun Anda kira hewan peliharaan sudah memiliki sebuah hubungan baik dengan manusia.
Pada dasarnya, hewan liar tidak akan memikirkan tentang pemiliknya walaupun sudah melewati bertahun-tahun tanpa insiden.
"Tidak seperti hewan peliharaan, seperti kucing dan anjing, hewan liar tidak dibiakkan untuk persahabatan manusia," kata Pollock.
7. Walaupun Lucu Saat Bayi, Mereka Akan Menjadi Besar
Banyak hewan yang terancam punah seperti ular, kadal, simpanse, primata lainnya, dan harimau, tidak akan menjadi bayi selamanya.
Mereka akan berubah menjadi besar, bahkan sangat besar.
"Ketika mereka masih kecil, hewan sangat menyenangkan, lucu, dan menarik untuk didekati, tetapi ketika mereka tumbuh menjadi dewasa, mereka mungkin menjadi besar dan sulit untuk dirumah atau dikendalikan, bahkan menjadi berbahaya untuk berada di sekitar," kata Pollock. "Atau mereka mungkin kehilangan daya tarik karena tidak lagi menjadi makhluk lucu dan lembut yang pertama kali Anda cintai, atau dengan merusak furnitur dan harta benda lainnya."
8. Memiliki Pola Makan Khusus
Sering dianggap remeh, hal ini tidak dipikirkan oleh sebagian besar pemilik hewan eksotis yang terancam punah.
"Banyak hewan liar memiliki makanan yang sangat terspesialisasi yang mungkin mahal untuk dibeli atau sulit ditemukan," kata Pollock.
Hewan yang lebih kecil seperti lemur membutuhkan makanan khusus. Sebuah penelitian tentang lemur yang menjadi hewan peliharaan mencatat bahwa steiap spesies lemur -- banyak yang sudah terancam punah, makan makanan yang sedikit berbeda.
Mereka juga tidak boleh diberi makan makanan manusia seperti nasi, atau memiliki terlalu banyak buah manis seperti pisang atau mangga.
9. Dapat Membawa Penyakit
Hewan liar yang biasanya tidak bersentuhan dengan manusia dapat membawa penyakit dari kuman yang mereka bawa.
"Hewan liar membawa penyakit yang mungkin dapat mereka atasi dengan baik, tetapi dapat ditularkan ke manusia dan hewan lain yang mungkin tidak memiliki perlengkapan yang baik untuk melawan virus dan bakteri baru," kata Pollock.
Penyakit 'zoonosis' dapat berpindah dari hewan yang terancam punah ke manusia.
Misalnya, "pembelian burung penyanyi dari pasar hewan dan toko hewan peliharaan, di mana hewan liar dipelihara bersama dengan ternak domestik, menimbulkan risiko kesehatan melalui penularan penyakit zoonosis," kata Jeggo.
"Di dalam Eropa ada larangan impor burung yang ditangkap dari alam, suatu tindakan yang disebabkan oleh flu burung."
Â
10. Dapat Membahayakan Publik
Karena hewan liar bukanlah hewan yang dapat dijadikan peliharaan, mereka dapat menjadi bahaya bagi keselamatan publik apabila melarikan diri dari rumah Anda.
"Ada juga risiko bahwa hewan tersebut dapat melarikan diri dan dengan demikian meningkatkan risiko yang ditimbulkannya kepada manusia dan Pejabat Program Penggunaan dan Perdagangan di IUCN.
Humane Society juga telah mencatat ratusan insiden yang melibatkan kucing besar -- seperti harimau yang melarikan diri.
Pada 2007 di New Hampton, Iowa, seekor harimau peliharaan melarikan diri dari kandang dan menyerang serta menganiaya anjing keluarga tersebut. "Seekor harimau peliharaan melarikan diri dari kandang dengan berlari melewati pemiliknya pada waktu makan dan menyerang serta menganiaya anjing keluarga tersebut."
"Ketika anjing itu berlari menuju mobil dari departemen polisi setempat dan harimau itu mengikutinya, seorang polisi menembak dan membunuh harimau itu melalui jendela kendaraannya yang terbuka sebagian," jelasnya.
Kehilangan hewan peliharaan merupakan sesuatu yang menyedihkan. Namun, kehilangan anggota dari harimau yang paling terancam pundah di dunia adalah sesuatu yang merugikan untuk populasi harimau itu sendiri.
11. Apabila Kabur, Hewan Liar Dapat Menjadi Hama
Hewan liar yang melarikan diri dapat berkembang biak secara natural. Namun, hal tersebut dapat membuat risiko apabila bukan mereka tidak berada di habitat asalnya.
"Risiko bagi manusia dan hewan peliharaan dapat semakin diperburuk jika hewan yang melarikan diri mampu membentuk populasi permanen di alam liar, misalnya, ular piton peliharaan yang melarikan diri di Florida," kata Cremona.
Python Burma adalah hama di Florida walaupun terdaftar sebagai spesies yang rentan di negara asalnya di Asia.
Contoh lain adalah pada laporan tahun 2017, seekor kakaktua jambul kuning -- hewan terancam punah dengan jumlah kurang dari 2.500 ekor di habitatnya, dapat revitalisasi atau melakukan suatu proses untuk menghidupkan populasi mereka dengan mengangkutnya kembali ke habitat aslinya.
Namun, menurut IUCN, hal itu tidak menyelesaikan masalah perdagangan hewan liar yang merupakan akibat utama populasi hewan itu terancam.
12. Anda Mungkin Tidak Ingin Memeliharanya Lagi
Setelah sadar bahwa Anda tidak dapat merawat hewan liar dengan baik, mungkin ada pertanyaan apa yang harus Anda lakukan peliharaan Anda.
"Semua hal yang disebutkan adalah alasan mengapa orang cenderung meninggalkan 'hewan peliharaan' liar mereka setelah beberapa saat," kata Pollock.
Mungkin Anda beralih ke kebun binatang untuk memelihara peliharaan yang sudah tidak diinginkan. Namun, perlu diingat bahwa lembaga terakreditasi tidak memiliki ruang untuk semua hewan peliharaan eksotis yang dibuang oleh pemiliknya.
Karena hal tersebut, banyak dari hewan peliharaan yang terancam punah di suntik mati atau dibiarkan hingga mati.
Pada 2011, seorang pria di Ohio membebaskan semua hewan eksotis peliharaannya -- termasuk 18 harimau.
Insiden tersebut tentu menyebabkan ancaman keselamatan bagi publik dan pada akhirnya, 18 harimau dan hewan lainnya terbunuh oleh pihak berwenang.
13. Kemungkinan Besar Ilegal
Jika poin-poin di atas tidak menjadi alasan yang kuat untuk tidak memiliki hewan langka sebagai hewan peliharaan, mungkin Anda dapat berpikir dua kali jika mengetahui bahwa ada ancaman denda sampai hukuman penjara jika memiliki hewan-hewan langka.
"Banyak hewan yang terancam punah dilindungi oleh hukum nasional dan internasional," kata Cremona. "Hukum yang berlaku bervariasi tergantung pada spesies, asal — dibesarkan di penangkaran atau ditangkap di alam liar — dan negara terkait, baik negara asal hewan maupun negara tempat hewan tersebut dijual atau dimiliki."
14. Anda Mungkin Menjadi Bagian dari Jaringan Kriminal Internasional
Walaupun hewan langka yang Anda miliki legal, asal usul hewan tersebut adalah sesuatu yang tidak pasti.
Perdagangan satwa liar ilegal adalah bisnis besar yang diperkirakan mendapatkan keuntungan sekitar 150 miliar setiap tahunnya.
"Meskipun sebagian besar perdagangan terjadi di dalam suatu negara, volume besar melintasi batas internasional," kata Jeggo.
"The Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) ada untuk mengatur perdagangan internasional satwa liar tersebut."
Â
Reporter : Paquita Gadin
Â
Â
Advertisement